Sabtu, 02 April 2011

Overview of the Financial Statement Audit

Share it Please

Chapter 5 – Overview of the Financial Statement Audit
GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
Prosedur atau proses audit sangat lah penting bagi sebuah perusahaan, sebab banyak kegagalan audit disebabkan oleh tidak dilakukannya proses audit itu sendiri. Patut kita ketahui Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Proses diagnostic untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah. Ada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan :
·         Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry
·         Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan
·         Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan
·         Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
·         Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantive
·         Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
·         Mengkomunikasikan temuan-temuan
PENGETAHUAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI
            Mengembangkan harapan atas laporan keuangan. Melibatkan penggunaan pengetahuan tenaga kerja bisnis untuk mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Pertama, kesadaran terhadap kecendrungan dan faktor-faktor persaingan membantu auditor dalam mengembangkan harapan atas laporan keuangan dan untuk mengevaluasi risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Pengetahuan atas kecendrungan bisnis merupakan hal yang penting untuk menilai kelayakan kegiatan oprasi, keuangan, dan investasi organisasi. Agar dapat melaporkan secara tepat kondisi keuangan suatu perusahaan para auditor tidak hanya dituntut memiliki pemahaman yang mendalam atas GAAP dan GAAS, tetapi juga harus memiliki tingkat ketajaman bisnis yang tinggi.
            Pengaruh industri terhadap system informasi. Pemahaman atas bisnis dan industri akan membantu seorang auditor memahami masalah-masalah system informasi yang penting bagi seorang klien.auditor harus senantiasa  melakukan pendekatan audit dengan pemahaman pratik terbaik dalam industry terkait. Selanjutnya auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit apabila SI dan pengendalian intern perusahaan berbeda dari praktik industri pada umumnya.
            Mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi. Pengetahuan tentang bisnis dan industry akan membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi serta representasi manajemen. Akan sangat sulit sekali untuk mengevaluasi aspek laporan keuangan yang lebih bersifat subjektif ini tanpa memahami pergerakan ekonomi yang mendasari perusahaan.pemahaman auditor tentang praktik bisnis dan tekanan persaingan dalam suatu industry akan menjadi dasar untuk menilai kelayakan penyajian  dan membuat pertimbangan professional yang bermutu tinggi atas laporan keuangan. SAS menghendaki auditor untuk mendiskusikan pertimbangannya dan estimasi akuntansi yang signifikan dengan komite audit.
            GAAP untuk industri spesifik.banyak industry yang memiliki pedoman akuntansi dan audit yang spesifik, serta terdapat praktik akuntansi yang lazim lainnya bagi industry tertentu.
            Dasar untuk jasa bernilai tambah lainnya. Tim audit biasanya memiliki pengalaman yang signifikan dalam industry serta memahami sumberdaya dan proses inti yang diperlukan agar perusahaan dapat bersaing secara efektif dalam industri. Pemahaman ini dapat membantu dalam menilai kelayakan laporan keuangan. Selain itu pengetahuan ini akan membuat CPA mampu memberikan bantuan yang berniali bagi manajemen dan dewan direksi.
ASERSI MANAJEMEN
Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar sebagai berikut ini:
Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence). Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan
            Kelengkapan (completeness). Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan  dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
            Hak dan kewajiban (right and obligation). Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (leased) yang dikapitalisasi dineraca mencerminkan nilai pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.
            Penilaian atau alokasi (valuation or allocation). Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen- komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
            Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua
transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus menggunakan konsep materialitas dan
konsep risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
MATERIALITAS
Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima
oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.

RISIKO AUDIT
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Risiko audit digolongkan menjadi 2 :
1. Risiko audit keseluruhan
2. Risiko audit individual

Terdapat 3 unsur risiko audit (audit risk / AR):
·         Risiko Bawaan (inherent risk / IR), adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji aterial, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
·         Risiko Pengendalian (control risk / CR), adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
·         Risiko Deteksi (detection risk / DR), adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan risiko audit sebagai berikut:
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut: (a) menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan, (b) menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan, dan (c) menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat aterialitas secara bersama-sama.
MODEL RISIKO AUDIT
Dapat dinyatakan secara kuantitatif sebagai berikut:
AR = IR x CR x DR
BUKTI AUDIT
Kecukupan Bukti Audit
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor atas kecukupan meliputi :
a. Materialitas dan risiko
b. Faktor-faktor ekonomi
c. Ukuran dan karakteristik populasi

Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi informasi penguat bergantung pada banyak faktor. Pertimbagan yang telah diterapkan secara luas dalam auditing adalah :
a. Relevansi
b. Sumber
c. Ketepatan waktu
d. Objektivitas


Pengklasifikasian Prosedur Audit
Prosedur audit biasanya diklasifikasikan menurut tujuan audit dalam kategori sebagi berikut :
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian substantive
PERTIMBANGAN JASA BERNILAI TAMBAH
Tolok Ukur Kinerja Perusahaan dan Pengukuran Kinerja
Para CPA memiliki keterampilan analitis yang baik dan sangat mahir dalam membandingkan perusahaan berdasarkan profitabilitas, kemampuan untuk menghasilkan dana segar, panjangnya siklus operasi, likuiditas, dan solvensi. Selain itu, para CPA juga dapat menggunakan pengetahuannya tentang faktor kompetitif yang penting untuk memastikan bahwa sistem informasi perusahaan memberikan focus bagi manajeman perusahaan tentang masalah-masalah manajemen bisnis yang penting.
Perencanaan Bisnis
Salah satu produk sampingan dari tolok ukur kinerja bisnis adalah pengembangan rencana bisnis yang menempatkan perusahaan pada jalur kinerja yang meningkat. CPA sering kali membantu manajemen dengan cara melakukan review rencana bisnis dan memberikan saran tentang bagaimana rencana bisnis dapat ditingkatkan.
Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko merupakan jasa bernilai tambah yang penting dimana auditor sering memiliki pengetahuan khusus tentang industri. Langkah penting dalam mengelola risiko adalah mengidentifikasi risiko. Kemudian perusahaan dapat menggolongkan risiko-risiko tersebut menjadi risiko yang memiliki kemungkinan besar atau kecil untuk terjadi. Selanjutnya, CPA dapat memberikan saran bagi manajemen tentang bagaimana mengelola risiko yang sangat mungkin terjadi.
Penilaian Bisnis
Penilaian bisnis dan upaya membantu manajemen memahami faktor-faktor kunci yang dapat mendorong nilai perusahaan merupakan jasa bernilai tambah yang penting. Bisnis sering kali dinilai dengan menggunakan kombinasi dari tiga metode, yaitu :
a. Nilai pasar dari aktiva bersih
b. Arus kas yang didiskontokan
c. harga laba berganda
Rancangan dan Keandalan Sistem Informasi
Para auditor sangat mahir dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern dan sistem informasi perusahaan. Melalui evaluasi tersebut, auditor dapat memberikan saran untuk meningkatkan keandalan sistem informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis.

MENGKOMUNIKASIKAN TEMUAN-TEMUAN
Laporan Auditor atas Laporan Keuangan
Standar pelaporan keempat dari standar auditing yang berlaku umum (GAAS) menyatakan bahwa auditor akan menerbitkan sebuah laporan yang memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara menyeluruh, atau menyatakan bahwa tidak dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Komunikasi Lain yang Diperlukan
Disamping menerbitkan laporan atas laporan keuangan, standar professional mengharuskan auditor membahas masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari tingkat wewenang dan tanggung jawab yang setara dengan komite audit, seperti dewan direksi, dewan perwalian, atau seorang pemilik pada perusahaan perorangan.
Komunikasi Temuan-temuan Lain
Para CPA yang menggunakan jasa audit juga memberikan beragam jasa-jasa lain kepada klien. Para CPA biasanya menggunakan surat perikatan untuk menguraikan lingkup jasa dan perjanjian imbalan. Apabila perikatan tersebut telah diselesaikan, biasanya akan diikuti dengan penyusunan laporan tertulis kepada klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Calendar