SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus
pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan
pembayaran barang serta jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah :
- Membeli barang dan
jasa/transaksi pembelian
- Melakukan pembayaran/transaksi
pengeluaran kas
Tujuan Audit
Manajemen akan
menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan
tujuan audit spesifik dari program audit siklus.
Menggunakan Pemahaman tentang
Bisnis dan Industri Klien untuk Mengembangkan Strategi Audit
Setiap
perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga membuat permintaan
atas arus kas perusahaan juga berbeda. Bagi perusahaan manufaktur, siklus
operasi kotor diestimasi oleh jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan untuk
memutar persediaan dan menagih piutang. Siklus operasi bersih adalah siklus
operasi kotor dikurangi dengan hari perputaran hutang usaha, yaitu waktu yang
diberikan pemasok untuk menggunakan kredit dagang sebelum barang dan jasa harus
dibayar. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri jasa, hutang
usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan risiko terjadinya salah
saji yang material tidaklah besar. Pemahaman tentang bisnis dan industri ini
akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman
ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang :
- Materialitas siklus
pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan.
- Risiko inheren dalam siklus
pengeluaran.
- Pengendalian inheren dalam
siklus pengeluaran.
- Pemberian jasa bernilai
tambah.
Mempertimbangkan Komponen
Pengendalian Internal
a. Lingkungan
Pengendalian
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas penggunaan
sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan :
- Laporan yang digunakan
manajemen untuk mengevaluasi review kinerja peruahaan.
- Seberapa sering dan seberapa
cepat laporan manajemen direview.
- Keputusan yang didasarkan atas
laporan itu.
- Kebijakan perusahaan untuk
menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama.
b. Penilaian
Risiko Manajemen
Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :
- Kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian.
- Kontinjensi kerugian yang
berkaitan dengan komitmen pembelian.
- Terus tersedianya perlengkapan
yang penting dan stabilitas pemasok yang penting.
- Pengaruh kenaikan biaya
terhadap perusahaan.
- Atensi perusahaan terhadap
risiko terjadinya pembayaran berganda.
- Atensi perusahaan terhadap
risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.
c. Informasi
dan komunikasi
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode
pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam
pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami
auditor meliputi :
- Bagaimana pembelian,
pembayaran, dan retur diawali.
- Bagaimana transaksi pembelian
diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang dikembalikan.
- Catatan akuntansi, dokumen,
akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai
tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.
- Proses yang mengawali
terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
d. Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,
apabila berlaku, mencakup :
- Umpan balik yang terus menerus
dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah masalah pembayaran atau
masalah pengiriman di masa depan.
- Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat
dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang
relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya.
- Penilaian periodik oleh
auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan
dengan siklus pengeluaran.
e. Penilaian
awal atas risiko pengendalian
Auditor dapat melaksanakan
beberapa pengujian pengendalian secara
berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam
kasus ini, auditor dapat memperoleh
kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti
yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung
penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait
tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN
Ada dua jenis
pengendalian komputer, yaitu :
- Pengendalian umum, yang
berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif
terhadap aplikasi komputer.
- Pengendalian aplikasi, yang
berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti
siklus pengeluaran.
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus
pengeluaran antara lain :
- Permintaan pembelian
- Pesanan pembelian
- Laporan penerimaan
- Faktur penjual
- Voucher
- Laporan pengecualian
- Ikhtisar voucher
- Register voucher
- File induk pemasok yang telah
disetujui
- File pesanan pembelian terbuka
- File penerimaan
- File transaksi pembelian
- File induk hutang usaha
- File suspensi atau penolakan
Fungsi-fungsi
Pemrosesan
transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut :
a. Pengajuan
pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi
dengan perusahaan lain yang meliputi :
- Pencantuman nama pemasok pada
daftar pemasok yang telah disetujui.
- Pengajuan kembali permintaan
barang dan jasa.
- Pembuatan pesanan pembelian.
b. Penerimaan
barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa yang
mencakup :
- Penerimaan barang.
- Penyimpanan barang yang
diterima untuk persediaan.
- Pengembalian barang ke
pemasok.
c. Pencatatan
kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi
:
- Pembuatan voucher pembayaran
dan pencatatn kewajiban.
- Pertanggungjawaban atas
transaksi yang telah dicatat.
Sistem Ilustratif untuk
Transaksi Pembelian
Proses
transaksi pembelian dibuat dalam bentuk bagan arus. Bagan arus tersebut
menunjukkan tahapan yang dilalui transaksi mulai dari pemrakarsaan transaksi
pada buku besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus
mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian yang penting.
Memahami dan Menilai Risiko
Pengendalian
Auditor harus
memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi untuk merencanakan
audit. Yaitu, auditor perlu memiliki pemahaman yang cukup agar mampu
mengidentifikasi jenis-jenis salah saji yang potensial, mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material, dan merancang
pengujian substantif. Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko
pengendalian pada tingkat yang rendah untuk suatu asersi, maka penting bagi dia
untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur pengendalian atas asersi tersebut.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
Dokumen dan
Catatan Umum
Dokumen dan catatan penting yang
digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas meliputi :
- Cek
- Ikhtisar cek
- File transaksi pengeluaran kas
- Jurnal pengeluaran kas atau
register cek
Fungsi-fungsi
Pengendalian atas pengeluaran kas
meliputi hal-hal berikut :
- Total run to run membandingkan
saldo awal file pengeluaran kas ditambah transaksi, dengan saldo akhir yang
diperkirakan dalam file transaksi pengeluaran kas yang telah dimutakhirkan
serta file induk hutang usaha.
- Pengecekan independen atas
kesesuaian total cek yang diterbitkan dengan total batch voucher yang diproses
pembayaran.
- Pengecekan independen oleh
supervisor akuntansi atas kesesuaian jumlah yang dijurnal dan dibukukan ke
hutang usaha dengan ikhtisar cek yang diterima dari bendahara.
- Rekonsiliasi bank secara
independen.
Memahami dan Menilai Risiko
Pengendalian
Auditor
biasanya memperoleh pemahaman mengenai kelima aspek pengendalian internal yang berkaitan dengan
pengeluaran kas itu melalui pengalaman sebelumnya dengan klien, observasi,
tanya jawab, dan menginspeksi dokumen. Pengujian pengendalian merupakan cara
untuk menilai keefektifan pengendalian internal.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
Hutang usaha
biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan faktor
yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Seperti
halnya dengan piutang usaha, hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume
transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Akan
tetapi bila dibandingkan dengan audit saldo aktiva, audit atas hutang lebih
ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian.
Tahapannya yaitu :
1. Menentukan
Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
2. Merancang
Pengujian Substantif
3. Prosedur
Awal
4. Prosedur
Analitis
5. Pengujian
Rincian Transaksi
6. Pengujian
Rincian Saldo
7. Perbandingan
Penyajian Laporan dengan GAAP
JASA BERNILAI TAMBAH
Dalam proses
pelaksanaan audit, audit dapat mementapkan tolok ukur atas pengeluaran
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar