INTERNATIONAL
STANDARD ON AUDITINGS
Part B
PENILAIAN RISIKO
PEMAHAMAN TENTANG ENTITAS
Pemahaman entitas
adalah suatu proses interaktif. Tiap tahun, pemahaman auditor dari kesatuan harus dibaharui. Sampai ISAs dikeluarkan saat ini, auditor akan
sering memperoleh suatu pengetahuan dasar menyangkut entitas dan kemudian
memusatkan pada perolehan bukti audit yang cukup untuk mendukung isi dari
laporan keuangan tersebut. Usaha audit yang utama semata diarahkan di informasi
tentang keputusan yang dibuat oleh manajemen dan isi dari laporan keuangan
tersebut.
Pemahaman sifat entitas dan
lingkungannya mencakup pengawasan internal, menyediakan auditor dengan suatu
kerangka acuan untuk pembuatan pertimbangan tentang penilaian resiko dan
tanggapan sesuai dengan resiko pernyataan salah saji material di dalam laporan
keuangan.
Pemahaman ini akan
membantu auditor dalam:
● Pendirian penetapan materialitas
● Membuat taksiran
aplikasi manajemen dan pemilihan kebijakan akuntansi
● Pertimbangkan ketercukupan laporan keuangan penyingkapan
● Mengidentifikasi area audit untuk pertimbangan
khusus ( sebagai contoh, related-party transaksi, pengaturan susuai kontrak
kompleks atau tidak biasa, transaksi tidak biasa atau going-concern )
● Mengembangkan harapan perlu untuk melakukan/menyelenggarakan
prosedur analitis
● Designing / Performing prosedur audit lebih
lanjut untuk mengurangi pengambilan resiko
audit pada suatu level yang rendah
● Mengevaluasi ketercukupan bukti audit memperoleh (
sebagai contoh, kepantasan asumsi menggunakan dan perkataan manajemen dan
penyajian tulisan )
MENERIMA
DAN MEMPERTAHANKAN KLIEN
Tahap awal
dari audit laporan keuangan melibatkan suatu keputusan untuk menerima atau
menolak kesempatan untuk menjadi auditor dari klien baru atau melanjutkan
sebagai auditor bagi klien yang sudah ada.
Dalam
profesi akuntan publik, terdapat persaingan ketat untuk mendapatkan klien.
Klien tersebut termasuk klien yang meminta audit untuk pertama kali dan klien
yang meminta penggantian auditor. Penggantian auditor dapat disebabkan oleh
beberapa faktor termasuk (1) merger antara perusahaan yang memiliki auditor
independen yang berbeda, (2) kebutuhan akan jasa yang lebih luas,
(3)ketidakpuasan dengan kantor akuntan tertentu, (4) keinginan untuk mengurangi
biaya audit, dan (5) merger antara kantor CPA.
Oleh
karena itu, keputusan untuk menerima klien audit yang baru atau melanjutkan
hubungan dengan klien yang telah ada tidak boleh dianggap remeh. Pentingnya
keputusan ini direfleksikan dengan memasukkan keputusan untuk menerima dan
mempertahankan klien sebagai satu elemen pengendalian mutu bagi kantor akuntan
publik.
KESELURUHAN
STRATEGI AUDIT
Strategi ni
merepresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu pendekatan
audit dan didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu mengenai pelaksanaan audit.
Perencanaan adalah hal penting untuk memastikan bahwa perikatan dilakukan dalam
suatu cara yang efektif dan efisien dan risiko audit itu telah dikurangi
menjadi suatu tingkat yang lebih rendah.
Rencana pemeriksaan keuangan
bukanlah suatu tahap yang terpisah menyangkut audit itu sendiri. Ini merupakan
suatu hal yang berkesinambungan dan interaktif memproses start itu tidak lama
sesudah penyelesaian menyangkut audit yang sebelumnya dan melanjut sampai
penyelesaian dari arus audit. Keseluruhan strategi dimulai sepanjang tahap penilaian
resiko dari audit. Rencana audit yang
terperinci dapat dimulai ketika ada informasi cukup tentang resiko untuk
mengembangkan suatu tanggapan audit yang sesuai.
Dalam
mengembangkan strategi audit untuk asersi-asersi, auditor menspesifikasikan
empat komponen sebagai berikut :
1.Tingkat risiko bawaan yang dinilai
2.Tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan :
-
Luas pemahaman mengenai
pengendalian internal yang diperoleh
-
Pengujian pengendalian yang
dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian
3.Tingkat risiko prosedur analitis
yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan :
-
Luas pemahaman tentang bisnis dan
industri yang diperoleh
- Prosedur analitis yang akan
dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai penyajian wajar dari suatu asersi.
4.Tingkat pengujian rincian yang
direncanakan, apabila dikombinasikan dengan prosedur lain, mengurangi risiko
audit hingga tingkat rendah yang sesuai.
Langkah pertama dalam perencanaan adalah mengumpulkan
informasi tentang kesatuan dan menentukan luas dan sifat dari prosedur penilaian resiko yang diperlukan,
dan siapa yang akan melaksanakannya. Hal itu juga meliputi penjadwalan
menyangkut pertemuan regu audit untuk mendiskusikan kepekaan dari kesatuan ke pernyataan salah saji material (
termasuk penipuan) dalam laporan keuangan itu. Kemudian, ketika resiko dikenali
dan dinilai, tanggapan audit yang sesuai dapat dikembangkan yang akan
melibatkan penentuan sifat, luas, dan pemilihan waktu menyangkut prosedur audit
lebih lanjut yang diperlukan. Pertimbangan lain dilibatkan dalam perencanaan
bisa mempengaruhi penentuan materialitas, keterlibatan tenaga ahli, dan manapun
penilaian resiko tambahan memeriksa prosedur itu mungkin diperlukan.
MATERIALITAS
Adalah suatu angka yang menjadi
ambang seseorang mengubah keputusannya. Konsep
materialitas mengenal beberapa hal, yang secara individu atau di dalam
kumpulan, adalah orang-orang yang membuat suatu keputusan ekonomi berdasar pada
laporan keuangan itu. Ini bisa meliputi keputusan seperti apakah untuk menanam
modal dalam membeli, berdagang, atau meminjamkan uang kepada suatu kesatuan.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua
tingkat berikut :
1. Tingkat
laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai
laporan keuangan secara keseluruhan
2.
Tingkat saldo
akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan
atas kewajaran laporan keuangan
Materialitas sering diterangkan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan sebagai berikut:
-
Salah saji,
mencakup penghilangan, dianggap sebagai material jika secara individu atau
dalam kumpulan, bisa layak diharapkan untuk mempengaruhi keputusan ekonomi para
pemakai yang diambill atas dasar laporan keuangan;
-
Pertimbangan
tentang materialitas dibuat untuk memecahkan keadaan dan ukuran suatu salah
saji, atau suatu kombinasi kedua-duanya
-
Pertimbangan
tentang berbagai hal material pada para
pemakai menyangkut laporan keuangan didasarkan pada suatu pertimbangan
menyangkut informasi keuangan kebutuhan para pemakai yang umum sebagai
kelompok. Kemungkinan akibat salah saji pada para pemakai individu spesifik,
tidaklah dipertimbangkan.
Materialitas
bukanlah suatu hal yang absolut. Hal itu menghadirkan suatu area abu-abu antara
apa yang sangat mungkin bukan material
dan apa yang sangat mungkin material. Sebagai konsekwensi, penilaian dari
material adalah selalu sesuatu yang dipertimbangkan secara profesional. Dalam
beberapa situasi, suatu perihal yang baik di bawah tingkatan materialitas yang
kwantitatif mungkin ditentukan ketika material didasarkan pada sifat item atau
keadaan yang berhubungan dengan salah saji tersebut.
Materialitas dan risiko audit itu
saling berhubungan. Risiko audit menjadi kemungkinan bagi auditor untuk
menyatakan suatu opini audit yang tidak sesuai pada laporan keuangan yang
secara material diutarakan salah. Risiko audit mempunyai dua komponen utama:
a.
Risiko salah saji material
Risiko salah saji material adalah suatu kombinasi yang tidak bisa dipisahkan dari risiko bawaan dan risiko kendali.
Risiko salah saji material adalah suatu kombinasi yang tidak bisa dipisahkan dari risiko bawaan dan risiko kendali.
- Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian
- Risiko penegendalian adalah risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak akan dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian internal
b. Risiko
deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah
saji material yang ada dalam suatu asersi.
TIM DISKUSI AUDIT
Anggota tim mempunyai suatu tanggung jawab berkelanjutan
untuk mendiskusikan:
- Pemahaman mereka tentang entitas yang diaudit
- Risiko bisnis uyang menjadi poko dari entitas
- Aplikasi menyangkut kerangka pelaporan keuangan yang bisa diterapkan
- Kepekaan dari laporan keuangan dalam salah saji material, termasuk penipuan.
Komunikasi
diantara anggota tim audit
Komunikasi
antar anggota regu audit itu perlu dalam setiap tingkatan untuk memastikan
semua berbagai hal sewajarnya yang dipertimbangkan. Masing-masing anggota tim
audit akan mengumpulkan suatu perspektif yang sedikit berbeda pada entitas.
Sebagian dari informasi yang dikumpulkan oleh anggota tim tertentu bahkan tidak mungkin bisa dipertimbangkan
kecuali jika dikombinasikan dengan informasi yang diperoleh oleh anggota tim
lain. Hal ini benar dalam hubungan dengan penipuan jika identifikasi tentang
pola teladan kecil, keanehan, dan perkecualian yang boleh mendorong kearah
pendeteksian terakhirnya.
Tujuan diskusi tim audit akan:
- Membagi pengertian yang mendalam berdasar pada pengetahuan mereka mengenai entitas
- Bertukar informasi tentang risiko bisnis
- Memperoleh suatu pemahaman yang lebih baik menyangkut potensi untuk salah saji material ( yang terutama untuk area audit yang ditugaskan kepada mereka)
- Pertimbangan kepekaan dari entitas laporan keuangan ke salah saji material dalam kaitannya dengan penipuan
- Pertimbangan aplikasi menyangkut kerangka pelaporan keuangan yang bisa diterapkan kepada keadaan entitas dan fakta
- Memahami bagaimana hasil dari prosedur audit yang dilakukan akan mempengaruhi aspek yang lain menyangkut audit mencakup keputusan tentang sifat, pemilihan waktu, dan luas prosedur audit lebih lanjut .
RISIKO
BISNIS
Faktor
Risiko
Risiko bisnis diakibatkan oleh kondisi-kondisi,
peristiwa, keadaan, tindakan atau kelambanan itu bisa dengan kurang baik
mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencapai sasaran hasilnya dan melaksanakan
strateginya.
Risiko
Penipuan
Istilah “penipuan” mengacu pada
suatu tindakan disengaja oleh satu atau lebih individu antar manajemen,
penguasaitu, pihak ketiga atau karyawan, menyertakan penggunaan penipuan untuk
memperoleh suatu keuntungan tidak sah atau tak adil. Sebagian dari
kondisi-kondisi utama yang menciptakan suatu lingkungan untuk penipuan
meliputi:
- Penguasaan perusahaan yang tidak efektif
- Ketiadaan kepemimpinan dan “ nada ada di puncak” dengan manajemen;
- Perangsang tinggi memperlengkapi pencapaian keuangan
- Kompleksitas di dalam aturan kesatuan, peraturan, dan kebijakan;
- Target anggaran tak realistis untuk dicapai staff
- Pengawasan internal yang tidak cukup, terutama di hadapan perubahan keorganisasian.
Teori
Kecurangan
Insentif atau tekanan
triangel
Peluang Rasionalisasi
Penilaian Risiko Penipuan
Sekali
ketika faktor risiko penipuan telah dikenali ( dari menyelenggarakan prosedur
pemeriksaan penilaian risiko), langkah yang berikutnya akan menilai kemungkinan
dari risiko yang terjadi dan apakah itu
bisa mengakibatkan suatu salah saji material di dalam laporan keuangan.
Prosedur penilaian resiko yang sama harus diikuti perihal risiko bisnis.
RISIKO
PENTING
Penentuan
Risiko Penting
Risiko penting
akan:
• Menimbulkan
banyak audit; dan
• Merlukan pertimbangan audit khusus.
Penentuan resiko
adalah penting didasarkan pada:
- Sifat alami resiko
- Pertimbangan menyangkut efek tentang segala pengawasan intern yang dikenali berhubungan dengan resiko
- Mungkin penting ( ukuran ) tentang pernyataan salah saji potensi ( atau berbagai pernyataan salah ) dan
- Kemungkinan ( kemungkinan ) tentang resiko terjadi.
PENGENDALIAN
INTERNAL
Suatu pemahaman pengendalian internal yang mencukupi
diperoleh untuk merencanakan audit dan untuk menentukan sifat, waktu, serta
luasnya pengujian-pengujian yang akan dilaksanakan.
Prosedur
Penilaian Risiko
Prosedur penilaian risiko digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan yang meliputi :
- Menyelidiki peronil entitas
- Mengamati aplikasi tentang kendali spesifik dan dokumen pemeriksaan dan laporan
- Menjiplak transaksi melalui sistem informasi relevan ke keuangan melaporkan.
Keterbatasan
Pengendalian Internal
Batasan yang utama meliputi :
- Pertimbangan manusia yang diperlukan dalam sistem apapun dan kegagalan sederhana manusia seperti kesalahan atau kekeliruan
- Tindakan mengelilingi pengendalian internal oleh persekongkolan dua orang atau lebih.
- Ketidaksesuaian manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal, seperti meninjau ulang suatu kontrak jual atau penolakan batasan kredit kustomer.
PENILAIAN
DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL
Disain
Pengendalian
Pengendaliann
internal dirancang dan diterapkan untuk menunjuk risiko bisnis yang dikenali dapat
mengancam prestasi sasaran hasil seperti keandalan tentang laporan keuangan.Mengevaluasi
disain kendali melibatkan:
- Identifikasi faktor risiko yang relevan ( yang bisa mengakibatkan suatu salah saji material )
- Memetakan faktor risiko kepada pengawasan intern yang mencegah pernyataan salah dari terjadi atau akan mendeteksi dan mengoreksi salah saji ketika hal tersebut telah terjadi
- Menentukan kendali apakah, yang secara individu atau di dalam kombinasi dengan kendali lain, adalah mampu untuk secara efektif mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, salah saji material.
PENILAIAN
RISIKO SALAH SAJI MATERIAL
Informasi yang diperoleh ( dari
menyelenggarakan prosedur penilaian risiko) tentang faktor risiko dan
pengurangan risiko kendali adalah semua
dibawa bersama-sama untuk menilai resiko salah saji material pada:
- Tingkatan laporan keuangan
- Tingkatan asersi untuk kelas transaksi, saldo rekening, dan pengungkapan.
Risiko
timbul dari suatu sikap yang lemah ke arah pengendalian internal, suatu pengendalian
internal lingkungan lemah, atau ketiadaan kemampuan management yang akan
mempunyai suatu efek yang lebih dapat meresap pada laporan keuangan dan boleh
memerlukan suatu tanggapan keseluruhan oleh auditor. Dalam beberapa hal,
kelemahan mungkin adalah yang sangat serius. Yang mereka perlukan adalah suatu
kecakapan, menyangkal pendapat, atau penarikan dari perikatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar