INTERNATIONAL STANDARD ON
AUDITINGS
Part D
PELAPORAN
A. MENGEVALUASI
BUKTI AUDIT
TUJUAN MENGEVALUASI BUKTI
TUJUAN MENGEVALUASI BUKTI
Tujuan
dari mengevaluasi bukti audit adalah untukmemutuskan setelah mempertimbangkan
semua data relevan yang diperoleh, apakah :
● Penilaian dari risiko salah saji material pada
tingkatan asersi sudah sesuai
● Bukti cukup yang diperoleh untuk mengurangi risiko
salah saji material dalam laporan keuangan pada tingkatan terendah yang dapat
diterima
MATERIALITAS
Sebelum
mengevaluasi hasil dari prosedur yang dilakukan dan salah saji apapun yang
timbul, pertimbangan harus dilakukan apakah tingkat materialitas yang dibentuk
perlu ditinjau kembali sebagai hasil dari :
● Informasi baru, seperti hasil keuangan aktual yang
pada hakekatnya berbeda dari yang diantisipasi
● Suatu perubahan pemahaman dalam suatu entitas dan
pengoperasiannya
● Keadaan baru
Perubahan
Pada Penilaian Risiko yang Asli
Penilaian
resiko yang asli pada tingkatan asersi akan didasarkan pada bukti audit yang
tersedia sebelum melakukan uji pengendalian atau prosedur substantif yang
direncanakan.
AUDIT SESUAI CUKUP BUKTI
Tujuannya
adalah untuk memperoleh bukti cukup yang sesuai untuk mengurangi risiko salah
saji material dalam laporan keuangan pada tingkatan terendah yang dapat
diterima.
PROSEDUR ANALITIS AKHIR
Tujuannya
adalah :
- Mengidentifikasi risiko salah saji material yang tidak dikenali sebelumnya
- Memastikan bentuk kesimpulan selama audit pada komponen individual atau elemen dari laporan keuangan yang dapat dibenarkan
- Membantu dalam pencapaian keseluruhan kesimpulan sebagai pertanggungjawaban dari laporan keuangan
Mengevaluasi
Salah Saji
Tujuan
dari mengevaluasi salah saji adalah untuk menilai apakah laporan keuangan itu
disajikan salah dalam sejumlah hal material. Dalam membuat penilaian ini, auditor
harus memberikan pertimbangan akan adanya kemungkinan salah saji yang mirip
yang belum ditemukan, yang mungkin saja memerlukan penyelidikan.
Salah saji yang spesifik diidentifikasi dengan prosedur
audit, termasuk penyesuaian rutin akhir periode yang diminta, harus
didiskusikan dengan pihak manajemen. Kemudian manajemen diminta untuk membuat
penyesuaian pada catatan akuntansi.
Mengumpulkan
Kemungkinan Salah Saji
Salah saji
diidentifikasi selama proses audit, selain hal yang sepele, salah saji itu
harus dikumpulkan. Ada beberapa tahap dalam proses pengumpulan salah saji yang
dampaknya dapat dipertimbangkan, diantaranya :
1. Dampak pada masing-masing kelas transaksi dan
keseimbangan saldo
2. Dampak pada total aktiva lancar dan hutang lancar
3. Dampak pada total aktiva dan hutang
4. Dampak pada total pendapatan dan biaya
5. Dampak pada pendapatan bersih
Mengoreksi
Salah Saji
Jika
pengumpulan salah saji dilakukan selama proses audit, maka pertimbangannya
apakah keseluruhan strategi audit dan rencana audit yang terperinci perlu
ditinjau kembali atau tidak. Hal yang mungkin dilakukan :
- Mengusulkan pada manajemen untuk meneliti lagi area tertentu yang dirasa mempunyai risiko dan mengoreksi laporan keuangan berdasar pada penemuan
- Melakukan prosedur audit lebih lanjut
Jika manajemen
menolak untuk mengoreksi beberapa atau semua salah saji :
- Memperoleh pemahaman atas alasan manajemen mengapa tidak melakukan koreksi
- Pertimbangkan ini ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material.
PENEMUAN PENTING DAN ISU
Tahap
terakhir dari proses evaluasi adalah mencatat semua penemuan penting atau isu
dalam dokumen penyelesaian. Dokumen ini meliputi :
1. Semua informasi yang dibutuhkan untuk memahami
penemuan penting atau isu
2. Cross-references yang sesuai sebagai dokumentasi
audit pendukung.
B.
BERKOMUNIKASI
DENGAN YANG BERTANGGUNGJAWAB PADA PEMERINTAH
Tujuan
dari berkomunikasi dengan yang bertanggungjawab dengan pemerintah adalah :
● Menguraikan secara singkat tanggungjawab dari auditor dalam hubungannya dengan audit laporan keuangan, pemilihan waktu
dan lingkup dari audit
● Memperoleh informasi yang relevan dengan audit
● Menyediakan pengamatan tepat waktu yang timbul dari
audit yang terkait dengan tanggung jawab mereka untuk mengatur proses pelaporan
keuangan.
Pemerintah
Yang
bertanggungjawab pada pemerintah biasanya memiliki tanggung jawab untuk :
- Memastikan bahwa sebuah entitas mampu mencapai tujuannya mengenai keandalan tentang pelaporan keuangan;
- Efisiensi dan efektivitas operasi;
- Pemenuhan dengan ketentuan hukum yang bisa diterapkan; dan
- Pelaporan ke pihak-pihak yang berkepentingan.
BERBAGAI HAL
DARI AUDIT PEMERINTAH YANG MENARIK
Berbagai hal audit pemerintah yang
menarik timbul dari laporan keuangan. Meliputi hal-hal yang pernah ada yang
menarik perhatian auditor sebagai hasil pencapaian audit. Bagaiamanapun juga,
keputusan tentang apa yang dikomunikasikan itu tidak selalu menjadi hal yang
mudah. Suatu audit boleh menyempurnakan penemuan dan
situasi yang meminta keragu-raguan profesional, kebijaksanaan dan pertimbangan
dalam memutuskan apa yang harus dikomunikasikan.
Surat
Perjanjian
Untuk menghindari kesalahpahaman, surat perjanjian audit
ditulis :
● Bahwa hanya berbagai hal yang menarik perhatian pemerintanh
yang datang pada auditor sebagai hasil dari
pencapaian suatu audit yang akan dikomunikasikan. Kemudian, menguraikan
format di mana komunikasi pada berbagai hal audit yang menarik perhatian
pemerintah yang akan dibuat;
● Orang relevan dengan siapa komunikasi itu akan
dibuat
● Berbagai hal
audit spesifik yang menarik perhatian pemerintah yang telah disetujui untuk diharapkan
dikomunikasikan.
Ketepatan Waktu
Memastikan
bahwa berbagai hal audit yang menarik perhatian pemerintah dikomunikasikan pada
suatu basis tepat waktu sedemikian rupa sehingga mereka yang bertanggungjawab
pada pemerintah itu dapat mengambil tindakan yang sesuai.
C.
LAPORAN AUDITOR
MENGEVALUASI KESIMPULAN
Langkah terakhir pada proses audit
adalah mengevaluasi kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh dan
menyiapkan sebuah laporan auditor yang sesuai.
Kerangka Kerja Pelaporan
Keuangan
Opini auditor pada laporan keuangan
akan dibuat dalam konteks kerangka kerja pelaporan keuangan yang diterapkan.
PEMBENTUKAN SUATU OPINI
Pembentukan suatu opini dalam sebuah laporan keuangan meliputi lima langkah sebagai berikut:
Pembentukan suatu opini dalam sebuah laporan keuangan meliputi lima langkah sebagai berikut:
1.
Mengevaluasi bukti audit yang
diperoleh
2.
Mengevaluasi akibat dari salah
saji yang teridentifikasi tapi tidak dikoreksi dan aspek kualitatif dari
praktik akuntansi pada sebuah entitas
3.
Mengevaluasi apakah laporan keuangan
telah disiapkan sesuai dengan kerangka kerja yang ditetapkan
4.
Mengevaluasi presentasi yang adil
dari laporan keuangan
5.
Melakukan prosedur analitis
KOMPONEN LAPORAN AUDITOR
1.
Judul. Judulnya adalah “ Laporan
Auditor Independen”
2.
Alamat. Seperti yang diminta pada
perjanjian atau peraturan lokal
3.
Paragraf Pendahuluan.
§
Jenis jasa
yang dilakukan (“Kami telah mengaudit”).
§
Laporan
keuangan yang telah diaudit.
§
Entitas yang
diaudit, tanggal laporan keuangan
§
Tanggung jawab
manajemen atas laporan keuangan.
§ Tanggung jawab auditor untuk menyatakan pendapat
4.
Paragraf Ruang Lingkup Audit.
Menyatakan :
§ Audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS yang mengharuskan :
-
Merencanakan dan melaksanakan
audit agar mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material
-
Memeriksa, bukti-bukti atas dasar
pengujian
-
Menilai prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen
-
Penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan
§ Keyakinan auditor bahwa audit memberikan dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat
5.
Paragraf Pendapat. Menyatakan :
§ Pendapat auditor apakah laporan keuangan :
-
Menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material
-
Posisi keuangan pada tanggal
neraca
-
Hasil usaha dan arus kas untuk
periode tertentu
-
Sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
6.
Tanda Tangan KAP. Manual atau
tercetak.
7.
Tanggal Laporan. Hari terakhir
pekerjaan lapangan
Audit Diselenggarakan Sesuai
dengan ISAs dan National Auditing Satndards
Referensi yang dapat dibuat pada
audit yang diselenggarakan sesuai dengan ISAs dan National Auditing Standards
hanya ketika auditor:
§ Mematuhi ISAs yang relevan pada audit;
§ Melaksanakan semua prosedur audit lebih lanjut yang
diperlukan untuk mematuhi standard negeri yang relevan atau yurisdiksi itu
§ Mengidentifikasi negeri atau yurisdiksi asal dari standard auditing di dalam laporan auditor
§ Mencukupi bahwa masing-masing standar pelaporan
yang unsur-unsurnya dikenali dalam tabel di atas telah dimasukkan.
Penjelasan
Tambahan yang Tidak Teraudit
Pembedaan tentang
penjelasan tambahan yang tak-teraudit
mungkin dicapai melalui metoda berikut :
§ Memberi nama yang jelas pada informasi itu sebagai
hal yang tak-teraudit;
§ Memastikan catatan yang tak-teraudit tidaklah
dicampur dengan catatan teraudit.
§ Meminta manajemen untuk menempatkan informasi yang tak-teraudit
di luar dari satuan laporan keuangan,
atau sedikitnya untuk memindahkan semua cross-references dari laporan keuangan
ke jadwal pengganti yang tak-teraudit atau catatan tak-teraudit.
§ Identifikasi angka-angka halaman di dalam laporan auditor yang di atasnya laporan
keuangan teraudit yang diperkenalkan.
D.
MODIFIKASI PADA LAPORAN
AUDITOR
Ini pada umumnya terjadi ketika:
● Suatu ketidak-pastian yang signifikan yang ada itu
harus dibawa kepada perhatian pembaca
● Suatu pembatasan pada lingkup dari perikatan yang ada;
●
Ada
perselisihan paham dengan manajemen mengenai aplikasi atau pemilihan kebijakan
akuntansi atau ketercukupan pengungkapan laporan keuangan
MODIFIKASI PADA OPINI AUDIT
Sebuah modifikasi
opini audit diperlukan jika efek dari suatu perihal dalam pertimbangan auditor atau mungkin hal
material pada laporan keuangan:
● Suatu pembatasan pada lingkup dari pekerjaan auditor; atau
● Perselisihan paham dengan manajemen mengenai:
-
Kemampuan menerima
dari kebijakan akuntansi yang dipilih;
-
Metoda tentang
aplikasinya; atau
-
Ketercukupan pengungkapan
laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar