Siklus produksi (production cycle)
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas
barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan, serta transaksi dan peristiwa
yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku
diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditranfer
kebarang jadi.
Tujuan Audit
Dua
kelompok tujuan audit adalah : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang
berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang
berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.
Kategori
asersi
|
Tujuan
audit atas kelompok transaksi
|
Tujuan audit atas saldo akun
|
Keberadaan atau keterjadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaiaan atau alokasi
Penyajian atau pengungkapan
|
Transaksi pabrikasi yang dicatat
menyajikan bahan, tenaga kerja, dan overhead yang ditransfer ke produksi
serta pemindahan produksi yang sudah selesai ke barang jadi selama periode
berjalan
Semua transaksi pabrikasi yang terjadi
selama periode berjalan sudah dicatat
Entitas memegang hak atas persediaan
yang berasal dari transaksi pabrikasi yang dicatat
Transaksi pabrikasi telah dijurna, dan
diposting dengan benar
Rincian transaksi pabrikasi mendukung
penyajian dalan laporan keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapan
|
Persediaan yang tercetak dalam neraca
secara fisik ada.
Harga pokok penjualan menunjukkan harga
pokok barang yang dijual selama periode berjalan.
Persediaan mencakup semua
bahan, produk dan perlengkapan yang ada di tangan pada tanggal nerca.
Harga pokok penjualan
mencakup semua transaksi penjualan selama periode berjalan.
entitas pelapor memegang hak milik atas
persediaan pada tanggal neraca.
Persediaan telah dinyatakan dengan tepat
pada harga yang terendah
Harga pokok penjualan didasarkan pada
penerapan metode arus biaya yang berlaku secara konsisten.
Persediaan dan harga pokok penjualan
telah diidentifikasi secara tepat dalam laporan keuangan
Pengungkapan yang berhubungan dengan
dasar penilaian dan pengagunan atau penjaminan persediaan sudah memadai.
|
Menggunakan pemahaman tentang bisnis dan
industri untuk mengembangkan strategi audit
Bagi banyak perusahaan persediaan
pabrikasi merupakan proses inti dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan
laba tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Setiap
industri memiliki sifat yang unik, sehingga sangat penting untuk memahami keadaan
klien dan menemukan bukti yang cukup guna mendukung pendapat mengenai kewajaran
penyajian laporan keuangan.
Materialitas, Risiko inheren, dan Prosedur
Analitis
Materialitas
Pertimabangan utama dalam mengevaluasi
alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan. Pertimbangan skunder adalah
hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
Risiko Inheren
Untuk pabrik, pedagang grosir, atau
pedagang eceran persediaan dapat dinilai sebesar atau mendekati maksimum karena
beberapa alasan, antara lain :
- Volume transaksi pembelian, pabrikasi dan penjualanyang mempengaruhi akun-akun ini biasanya tinggi sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.
- Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
- Persediaan mungkin dijual dengan perjanjianretur atau pembelian kembali.
Prosedur
Analitis
Prosedur analitis adalah
prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap
potensi salah saji. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan
keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan
pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa sangat
efektif dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.
Pertimbangan komponen pengendalian
internal
Dalam lingkungan pengendalian, struktur
organisasi harus mencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi secara
keseluruhan. Dengan menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi,
pabrikasi, atau produksi orang ini biasanya mempunyai wewenang atas departemen
perencanaan serta pengendalian produksi.
Aktivitas Pengendalian-transaksi pabrikasi
Komponen aktivitas pengendalian dalam
pengendalian internal terdiri dari 4 kategori aktivitas : (1) pemisahan tugas,
pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi (2)pengendalian pemrosesan
informasi yang mencakup otorisasi yang tepat (3) pengendalian fisik (4)
penelaahan kinerja dan akuntanbilitas.
Dokumen dan catatan yang umum
Berikut ini disajikian beberapa, catatan dan file komputer yang lazim
digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi antara lain Perintah produksi, laporan
kebutuhan bahan, slip pengeluaran bahan, laporan aktivitas produksi harian, laporan
produksi yang sudah selesai, buku besar pembantu, file induk biaya standar,
file induk persediaan bahan baku, file induk persediaan barang dalam proses,
file induk persediaan barang jadi.
Fungsi-fungsi dan pengendalian terkait
Fungsi-fungsi pabrikasi :
1.
Memulai produksi :
§
Merencanakan dan mengendalikan produksi
§
Mengeluarkan bahan baku
2.
Memindah barang :
§
Memproses barang dalam produksi
§ Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai
ke barang jadi
§ Melindungi persediaan
3. Mencatat transaksi produksi dan persediaan
:
§ Menentukan dan mencatat biaya-biaya
pabrikasi
§ Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan
Pelaksanaan
fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen. Pengendalian yang berkaitan
dengan produksi dan pemindahan barang adalah relevan dalam menilai risisko
pengendalian untuk asersi kejadian dan kelengkapan. Pengendalian yang
berhubungan dengan pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko
pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian serta penyajian dan
pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi.
Memulai produksi
1. Merencanakan dan mengendalikan produksi
Otorisasi produksi dibuat dalam departemen
perencanaan dan pengendaIian produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari
pelanggan atau analisis peramalan penjualan serta kebutuhan persedian. Pendokumentasian,
otorisasi dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi benomor urut.
2. Mengeluarkan bahan baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku ke
bagian produksi setelah menerima slip pengeluaran bahan (permintaan) yang
dibuat oleh departemen produksi. Slip ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan
yang dirninta serta nomor perintah yang harus dibebani. Setiap slip harus
ditandatangi oleh pekerja produksi yang berwenang.
Perpindahan Barang
1.
Memproses Barang Dalam Proses
Tenaga kerja yang digunakan untuk
mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam tiket waktu, Fungsi
pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukan
tanda pengenal mereka ke dalam terminal komputer, kemudian mengetik momor
perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu
pesanan,
2. Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai
ke barang jadi
Apabila pembaatm barang sudah selesai dan
sudah lulus inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah
selesai. Barang tersebut kemudiaan dikirim ke gudang barang jadi. Yang menerima
tanggung jawab atas barang itu menandatangani tiket perpindahan.
3. Melindungi persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan dengan
pencurian dan kerusakan Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam
ruang terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi
otorisasi mempakan hal yang terpenting dalam meIindungi aktiva ini.
Mencatat
Transaksi Pabrikan dan Persediaan
1.
Menentukan dan mencatat biaya pabrikan
Fungsi ini menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
a. Membebankan bahan langsung dan tenaga
kerja langsung ke barang dalam proses
b. Mengenakan overhead pabrikasi ke barang
dalam proses
c. Memindahkan biaya diantara deprtemen
produksi
d, memindahkan biaya produksl yang sudah
selesai ke barang jadi
2.
Mempertahankan
kebenaran salda-saldo persediaan
Dalam hal mempertahankan saldo-saldo
persediaan melibatkan 3 aktifitas. yaitu:
a. Dilakukan perhitungan periodik yang
independent terhadap persediaan yang ada di tangan dan membandingkan dengan
kuantitas yang dicatat.
b. Dilakukan pengecekan periodic yang
independent terhadap kesesuaian antara Jumlah yang tercatat dalam file bahan
baku, barang dalam proses dan barang jadi.
c. Inspeksi periodik terhadap kondisi
persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen
digunakan untuk memantau setiap fungsi. Apabila manajemen ditetapkan sebagai
pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya pada setiap tahap
produksi, maka kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak disengaja akan
diperkecil.
Memperoleh pemahaman dan menilai risiko
pengendalian
Dalam memperoleh pemahaman dan
mendokumentasikan tentang bagian-bagian dari komponen pengendalian internal
yang relevan dengan transaksi pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama
seperti transaksi lain. Prosedur ini meliputi:
- Review atas pengalamam sebdumnya dengan klien yang bersangkutan
- Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi
- Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
- Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi
Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner
pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum naratif.
Pengujian substantif atas saldo persediaan
Bagian ini berhubungan dengan
pengujian substantif atas persediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan
oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam
proses, serta barang jadi yang dimilikj pabrikan.Dalam hal inl juga perlu
dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas saldo persediaan harus cukup efisien
dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi dan harus
dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat resiko deteksi yang dapat
diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi
persediaan.
Menentukan Risiko Deteksi Uutuk Pengujian
Rincian
Spesifikasi auditor mengenai
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas
asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan
penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang
relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Sebagai contoh dalam menilai
risiko pengendalian untuk asersi eksistensi keberadaan pada persediaan barang
dagang, auditor akan memperhitung.kan penilaian risiko pengendaliaanya untuk
asersi tersebut bagi transaksi pembelian yang memperbesar saldo persediaan,
sedangkan asersi kelengkapan untuk transaksi penjualan yang memperkecil saldo
persediaan.
Merancang
Pengujian Substantif
Pengujian
substantif yang mungkin dilakukan terhadap asersi-asersi saldo persediaan
Kategori
|
Substantive
pengujian
|
Prosedur awal
Prosedur
analitis
Pengujian
rincian transaksi
Pengujian
rincian saldo
Pengujian
rincian saldo : estimasi akuntansi
Prosedur yang
diwajibkan
Penyajian dan
pengungkapan
|
1. Memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan
industri dan menentukan:
a. Signifikunsi harga pokok penjualan dan
persediaan.
b. Penggerak ekonomi utama yang
mempengaruhi harga pokok penjualan,marjin kotor dan kemungkinan keusangan
persediaan.
c. Sejauh mana klien memiliki persediaan
konsinyasi (masuk atau keluar).
d. Eksistensi komitmen pembelian dan
konsentrasi aktivitis dengan pemasok.
2.Melakukan prosedur awal
atas saldo dan catatan persediaan yang akan diuji lebih lanjut.
3.Melakukan prosedur analitis
a. Menelaah pengalaman dan kecenderungan
industri.
b.
memeriksa analisis perputaran persediaan.
c. Menelaah hubungan saldo persediaan
dengan aktivitas pembelian,produksi, dan penjualan terakhir
d.
Membandingkan saldo pcrsediaan dengan volume
penjualan yang diantisipasi
4.memvoucing ayat jurnal
dalam akun persediaan ke dokumentasi pendukungnya
5.Menelusuri data dari
catatan pembelian, pabrikasi, produksi yang sudah selesai, dan penjualan ke
akun persediaan.
6.Pengujian pisah batas.
7 Mengamati penghitungan
fisik persediaan yang dilakukan klien.
a.Memutuskan waktu dan Iuas pengujian.
b.Mengevaluasi kelayakan
rencana perhitungan persediaan klien 8.Menguji akurasi klerikal daftar
persediaan.
a. Menghitung kembali
total dan perkalian kuantitas dengan harga per unit.
b.Mene1usuri pengujian
perhitungan dll.
9.Menguji penetapan harga persediaan.
a.Memeriksa faktur penjual
yang sudah dibayar untuk persediaan yang dibeli
b.Memeriksa ketetapan
tarif tenaga kerja langsung dan overhead, biaya standar serta disposisi
varians yang berhubungan dengan persediaan yang diproduksi.
10.Mengkomfirmasi persediaan pada lokasi
diluar entitas
11. Memenksa perjanjian dan kontrak
konsinyansi
12. Mengevaluasi nilai realisasi bersih
persediaan
a. memeriksa faktur
penjualan setelah akhir tahun dan melakukan
pengujian nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar.
b.Membandingkan
persediaan dengan katalog penjualan dan laporan penjualan tahun berjalan
entitas dll.
Observasi atas perhitungan persediaan
fisik
13. Membandingkan penyajian da1am laporan dengan
GAAP.
a.Mengkonfinnasi
perjanjian penjaminan dan pengagunan persediaan.
b.Menelaah penyajian dan
pengungkapan persediaan dalam konsep laporan
keuangan dan menentukan kesesuaianuya dengan GAAP
|
Prosedur Awal
Salah Satu prosedur awal yang
penting adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industri suatu entitas guna mcnetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur
analitis dan pengujian rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk
memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses
pabrikasi. Dan jika klien itu mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami
sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai
distribusi ini.
Prosedur Analitis
Hal yang sangat penting
dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam
mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas pengalaman dan
kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan mengetahui penurunan yang
tajam dalam rasio perputaran persediaan klien yang mencerminkan keadaan
perusahaan tersebut, dapat membantu auditor untuk menyimpulkan bahwa penurunan
itu tidak mengindikasikan kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan data
klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan., melainkan
mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan
yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar.
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian ini me1ibatkan
prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran uutuk mendapatkan bukti
tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
- PENGUJIAN AYAT JURNAL ATAS AKUN PERSEDIAAN
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat
dilakukan sebagai bagian dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan
pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam
akun persediaan mencakup pemeriksaan dokumen pendukung.
- Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
- Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
- Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan catatan penjualan.
- Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Pcngujian rincian saldo
MENGAMATI PERHITUNGAN TJERSEDIAAN FlSIK KLIEN
Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan
merupakan ha1 yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan.
SAS 1 (AU 331.09),piutang dan
persediaan,mcnyatakan bahwa dari pengujian substantive ini auditor akan memperoleh
pengetahuan langsung mengenai efektifitas perhitungan persediaan klien serta
tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan
kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
PENETAPAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN
Penetapan waktu tergantung pada system
persediaan yang dianut klien dan efektifitas pengendalian internal. Dalam systcm
persediaan periodic, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan
telah ditentukan pada tanggal tertentu yang mendekati
tanggal neraca.
Dalam system
persediaan perpektual dengan pengendalian internal yang
efekiif,perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan
persediaan pada tanggal interim.Dalam
kasus ini prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode yang
diaudit.
RENCANA PERHITUNGAN PERSEDIAAN
Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai
dengan rencana atau daftar intruksi,yang mencakup hal-hal seperti :
·
Nama
karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi
perhitungan persediaan
·
Tanggal perhitungan
·
Lokasi-lokasi yang dihitung
·
Intruksi
terinci mengenai perhitungan akan dilakukan
·
Penggunaan
dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
·
Ketentuan
mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan perpindahan barang
·
Pemisahan
atau identitikasi barang yang bukan milik klien.
MELAKSANAKAN PENGUJIAN
·
Meneliti
kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.
·
Memastikan
bahwa semua barang dagang telah diberi label.
·
Menentukan
label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan dengan
semestinya.
·
Melakukan
pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.
·
Mewaspadai
wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.
·
Mewaspadai
persediaan barang yang rusak dan usang.
·
Menilai
kondisi umum persediaan.
·
Mengidentifikasi
dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan.
·
Mengajukan
pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya.
PERSEDIAAN YANG DITENTUKAN DENGAN SAMPEL STATISTIK
Perhitungan ini harus diamati apabila
dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu auditor harus memperoleh
bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas yang
diperlukan.
PENGAMATAN PERSEDIAAN AWAL
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah
persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan
keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah
diaudit, maka auditor dapat memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar
perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji transaksi persediaan
sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan.
DAMPAK TERHADAP LAPORAN AUDITOR
Apabila bukti yang mencukupi belum
diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati
perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan
audit satndar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar