Kamis, 10 November 2011

PENGAUDITAN dan PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Share it Please
Definisi Pengauditan:
pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Jenis-jenis Audit:
  • Audit Laporan Keuangan
  • Audit Kesesuaian
  • Audit Oprasional
Jenis-jenis Auditor:
  • Auditor Pemerintah
  • Auditor Intern
  • Auditor Independen atau Akuntan Publik
Jasa-jasa Akuntan Publik
Jasa Atestasi
  • Audit atas Laporan Keuangan Historis
  • Review atas Laporan Keuangan Historis
  • Jasa Atestasi Lainnya
Jasa Non-Atestasi
  • Jasa Akuntansi
  • Jasa Perpajakan
  • Jasa Konsultasi Manajemen
Organisasi Profesi Akuntan Publik
Di Indonesia hanya ada satu yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Ada 4 Kompartemen:
  • Kompartemen Akuntan Publik
  • Kompartemen Akuntan Manajemen
  • Kompartemen Akuntan Pendidik
  • Kompartemen Akuntan Sektor Publik
 Mengapa Pengauditan diperlukan:
  • conflict of interset (perbedaan kepentingan)
  • consequence
  • complexity
  • remoteness (keterbatasan akses)
 Manfaat Ekonomis Auditing:
  • akses kepasar modal
  • biaya modal menjadi lebih rendah
  • pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan
  • perbaikan dalam pengendalian dan operasional
Keterbatasan Pengauditan
  • sampling audit
  • publikasi laporan keuangan auditan, beberapa bulan setelah tanggal neraca
  • laporan keuangan banyak estimasinya => auditor tidak bisa menambah kepastian tentang laporan keuangan
Pihak-pihak yang berinteraksi dengan Auditor:
manajemen, dewan komisaris dan komite audit, auditor intern, pemegang saham

Standar auditing
Sebagai ukuran untuk menilai pekerjaan auditor
Ada 10 standar, terbagi dalam 3 kelompok:
  • standar umum
  1. audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor
  2. dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
  3. dalam melaksanakan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
  • standar pekerjaan lapangan
  1. pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya
  2. pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan
  3. bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan
  • standar pelaporan
  1. laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
  2. laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya
  3. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit
  4. laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. dalam semua hal yang nama auditornya dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat auditor, jika ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikulnya
 Laporan Auditor (Auditor's Report)
Adalah alat formal yang digunakan audiotr dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yg berkepentingan.
Dalam menerbitkan suatu laporan audit, auditor harus mematuhi keempat standar pelaporan dalam standar auditing.
Ada 2 bentuk laporan auditor:
  • Laporan audit bentuk baku
  • Penyimpangan dari laporan auditor bentuk baku 
 Macam-macam pendapat auditor:
  • Wajar tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
  • Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
  • Tidak Wajar (Adverse Opinion)
  • Menolak memberi pendapat (Disclaimer of Opinion)
 
WAJAR, mengandung konotasi bahwa laporan keuangan disajikan secara masuk akal dan tanpa bias atau distorsi.
Auditor tidak menggunakan kata TEPAT, BENAR, AKURAT, atau PASTI,  karena:
  • Adanya estimasi dalam laporan keuangan
  • Audit dilakukan atas dasar pengujian sebagian (test basis).
 Laporan Auditor bentuk baku
merupakan laporan yang paling sering diterbitkan oleh akuntan publik
memuat pendapat wajar tanpa pengecualian
terdiri dari 3 paragraf :
  1. paragraf pendahuluan
  2. paragraf lungkup (scope)
  3. paragraf pendapat

Penyimpangan dari laporan auditor bentuk baku
ada dua kategori:
  • laporan bentuk baku dengan bahasa (alenia) penjelas
  • jenis pendapat lainnya

Tanggungjawab Auditor dan kesenjangan ekspektasi
  • kekeliruan dan ketidak beresan
  • pelanggaran hukum oleh klien
  • pelaporan tentang pertimbangan auditor atas kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
     
    PERENCANAAN  AUDIT
    • Tujuan, Bukti, & Kertas Kerja Audit
    • Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit
    • Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal
    • Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

    TUJUAN, BUKTI, DAN KERTAS KERJA AUDIT

    TUJUAN AUDIT

    Tujuan Umum Audit:
    Memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
    Untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan tujuan khusus audit, untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
    T
    ujuan Khusus Audit
    Tujuan khuus, dirumuskan sesuai dengan asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangan:
    • KEBERADAAN atau KETERJADIAN (Existence or occurence)
    • KELENGKAPAN (completeness)
    • HAK dan KEWAJIBAN (right and obligarion)
    • PENILAIAN (valuation) atau PENGALOKASIAN (allocation)
    • PENYAJIAN dan PENGUNGKAPAN (presentation and disclosure)

    Kategori Asersi dan Makna Asersi

    • Keberadaan & Keterjadian
    Aktiva atau utang satuan usaha ada pada tgl tertentu, dan Transaksi yg dicatat telah terjadi selama periode tertentu.

    • Kelengkapan
    Semua transaksi atau semua rekening yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya

    • Hak dan Kewajiban
    Aktiva merupakan hak  perusahaan, dan Utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

    • Penilaian atau Alokasi
    Komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya

    • Penyajian dan Pengungkapan
    Komponen-komponen tertentu laporan keuangan telah diklasifikasikan, diuraikan, dan diungkapkan dengan tepat.


     
    Kategori Asersi dan Tujuan Khusus Audit

    • Keberadaan atau Keterjadian
    Dana kas kecil, penerimaan kas yg belum disetor ke bank, rekening giro, dan lain-lain yang dilaporkan sebagai kas, ada pada tanggal neraca.
    • Kelengkapan
    Kas yang dilaporkan meliputi semua kas kecil, kas yg belum disetor ke bank, dan kas lain yang ada di tangan (cash on hand).
    Kas yang dilaporkan meliputi semua kas yg tidak dibatasi penggunaannya.
    • Hak dan Kewajiban
    Semua hal yg dilaporkan dalam kas adalah milik perusahaan pada tanggal neraca.
    • Penilaian dan Pengalokasian
    Semua komponen kas telah dijumlah dengan benar.
    Jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas, secara matematik benar, dan telah diposting ke buku besar dengan benar.
    Kas yg ada ditangan telah dihitung dengan benar.
    Saldo rekening giro telah direkonsiliasi dengan benar.
    • Penyajian dan Pengungkapan
    Semua yang dimasukkan dalam kas tidak dibatasi penggunaannya, dan disediakan untuk operasi perusahaan.
    Pengungkapan yang diperlukan telah memadai.


    BUKTI  AUDIT
    CUKUP : Materialitas dan risiko, Faktor-faktor ekonomis, Ukuran dan karakteristik populasi
    KOMPETEN: Relevansi, Sumber , Ketepatan Waktu, Obyektivitas


    Macam-macam Bukti Audit
     DATA AKUNTANSI: Buku jurnal; Buku besar dan buku pembantu; Memorandum dan catatan tak resmi, seperti perhitungan-perhitungan, dan rekonsiliasi.
    INFORMASI PENGUAT :Bukti analitis, Bukti dokumen, Konfirmasi, Pernyataan tertulis, Bukti perhitungan, Bukti lisan, Bukti fisik, Bukti elektronik


    PROSEDUR  AUDIT
    Adalah tindakan-tindakan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.

    Jenis-jenis Prosedur Audit
    • Prosedur analitis (analytical procedures)
    • Menginspeksi (inspecting)
    • Mengamati (observing)
    • Mengajukan pertanyaan (inquiring)
    • Mengkonfirmasi (confirming)
    • Menelusur (tracing)
    • Mencocokkan ke dokumen (vouching)
    • Menghitung (counting)
    • Melakukan ulang (reperforming)
    • Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)

    Hubungan antara Prosedur Audit, Jenis Bukti, dan Asersi (lihat gambar 4-5).
    Penggolongan Prosedur Audit :
    • Untuk mendapatkan pemahaman SPI
    • Pengujian pengendalian
    • Pengujian substantif
    • Evaluasi atas bukti yang diperoleh
      
    KERTAS  KERJA
    Adalah catatan-catatan yg diselenggarakan auditor mengenai audit yg ditempuhnya, pengujian yg dilakukannya, informasi yg diperolehnya, dan kesimpulan yg dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
    Fungsi Kertas Kerja :
    • Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit.
    • Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit.
    • Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
    Jenis-jenis kertas kerja
    • Daftar saldo pemeriksaan (working trial balance)
    • Daftar dan analisis (schedules and analysis)
    • Memorandum dan informasi pendukung
    • Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi

    Pembuatan Kertas Kerja
    • Judul
    • Nomor Indeks
    • Referensi-silang
    • Tanda pengerjaan (tick marks)
    • Tandatangan dan Tanggal

    PENGARSIPAN KERTAS KERJA :
    • Arsip permanen (permanent file)
    • Arsip tahun berjalan (current file)

    PEMILIK & PENYIMPAN KERTAS KERJA
    • Auditor dan Kantor Akuntan Publik
    • Permanent file disimpan untuk waktu yang tak terbatas
    • Current file disimpan sepanjang diperlukan oleh auditor untuk melayani klien atau untuk memenuhi undang-undang

    PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN  AUDIT

    Tahapan Kegiatan dalam Audit Laporan Keuangan
    Penerimaan penugasan audit
    Perencanaan audit
    Pelaksanaan pengujian audit
    Pelaporan temuan

    Penerimaan Penugasan
    Langkah-langkah :
    Mengevaluasi integritas manajemen
    Mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus dan risiko tidak biasa
    Menetapkan kompetensi untuk melakukan audit
    Mengevaluasi independensi
    Menentukan kemampuan untuk bekerja dengan cermat dan seksama
    Menyiapkan surat penugasan




    MATERIALITAS, RISIKO & STRATEGI AUDIT AWAL


    MATERIALITAS :
    Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan2 yang melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut.

    MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN ?



    Karena auditor hanya memberi keyakinan (ASSURANCE),  bukan jaminan (GUARANTEE) tentang KEAKURATAN laporan keuangan.

    Sebab :

    1.Auditor tidak memeriksa setiap transaksi (tidak melakukan detail audit), karena : pertimbangan COST >< BENEFIT.



    2.L aporan keuangan berisi pendapat, estimasi, dan pertimbangan yang tidak tepat 100 %.


     

    ADA 2 KONSEP penting yang melandasi keyakinan yang diberikan auditor:

    1.    Konsep MATERIALITAS

    2.    Konsep RISIKO AUDIT



    Pertimbangan auditor ttg materialitas, pada saat :

    a.   Perencanaan Audit

    b.   Pengambilan Keputusan Audit



    Pertimbangan materialitas :  
    Kuantitatif
    Mis :     5 % - 10 % dari Laba Bersih

            0,5 % - 1% dari Total Aktiva

              1 % dari Modal
    Kualitatif, seperti :
    Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum.
    Kemungkinan terjadinya ketidak beresan



    PERTIMBANGAN  AWAL  MATERIALITAS

    Ada 2 tingkatan :

    1. Tingkat Laporan Keuangan

    2. Tingkat Saldo Rekening



    1.   Materialitas pada Tingkat Lap. Keu :

    Dibuat 6 – 9 bulan sebelum tnggal Neraca

    Didasarkan Lap. Keu tahun lalu, disesuaikan dg perubahan terkini.



    2.   Materialitas pada Tingkat Saldo Rekening

    Alokasi dari materialitas tingkat Lap. Keu.


    Contoh :

           KAS                Rp     500.000,-

           PIUTANG                 1.500.000,-

           PERSEDIAAN              3.000.000,-

           AKTIVA TETAP            5.000.000,-

                  JML AKTIVA  Rp  10.000.000,-



    Tingkat Materialitas = 1 % x Total Aktiva

    à 1 % X Rp 10.000.000,- = Rp  100.000,-



    HUBUNGAN MATERIALITAS dengan  BUKTI AUDIT



    Tingkat Materialitas > < Jumlah  Bukti yang diperlukan



    RISIKO  AUDIT


    Risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.


    Tingkat Kepastian                        Risiko Audit

           99 %                                   1 %

           95 %                                   5 %



    UNSUR RISIKO AUDIT

    1.    RISIKO BAWAAN (INHERENT RISK)

    2.    RISIKO PENGENDALIAN (CONTROL RISK)

    3.    RISIKO DETEKSI (DETECTION RISK)



    AR = IR X CR X DR



               AR  
    DR =  IR X CR





     HUBUNGAN RISIKO AUDIT dengan BUKTI AUDIT





    Risiko Audit > < Bukti Audit



    RISIKO AUDIT        JML BUKTI AUDIT

           RENDAH                 BANYAK


           TINGGI                 KECIL





    HUBUNGAN RISIKO AUDIT, MATERIALITAS & JUMLAH BUKTI AUDIT


    STRATEGI AUDIT TAHAP AWAL


    1.    PENDEKATAN TERUTAMA SUBSTANTIF



    2.    PENDEKATAN RISIKO PENGENDALIAN RENDAH



    4 KOMPONEN PENENTU :

    1. Tingkat Risiko Pengendalian yang Diharapkan
    2. Luasnya pemahaman SPI yang harus diperoleh
    3. Pengujian Pengendalian yang akan dilaksanakan dalam menilai risiko pengendalian
    4. Rencana tingkat pengujian substantif yang akan dilakukan.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Followers

    Calendar