Senin, 26 Desember 2011

Kasus Blades, INC,. - Menilai Pergerakan Kurs, Nilai Tukar Masa Depan

Share it Please

Analisis Kasus Blades, INC.,
(Menilai Pergerakkan Kurs, Nilai Tukar Masa Depan)

I.                  PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang
            Sebagai direktur keuangan Blades, INC., Ben Holt merasa puas karena usaha mengekspor ”Speedos” ke Thailand berhasil baik. Pelanggan utama Blades di Thailand, suatu perusahaan ritel yang bernama Entertaiment Product, telah menyatakan komitmen untuk membeli sejumlah speedos tiap tahun selama tiga tahun dengan harga tertentu dalam satuan Baht, mata uang Thailand. Selain itu, Blades menggunakan pemasok Thailand untuk beberapa komponen yang dibutuhkan dalam memproduksi Speedos. Namun, Holt khawatir mengenai perkembangan terakhir diasia. Investor asing dari berbagai negara telah melakukan investasi dalam jumlah besar di Thailand untuk memanfaatkan tingginya suku bunga disana. Namun akibat melemahnya perekonomian Thailand, beberapa investor asing kehilangan kepercayaan atas Thailand dan menarik dana mereka.
            Ben Holt memiliki dua kekhawatiran mengenai perkembangan terakhir. Pertama, dia memikirkan bagaimana perubahan perekonomian di Thailand ini dapat mempengaruhi nilai Baht Thailand dan akibatnya mempengaruhi Blades. Secara khusus, Dia memikirkan apakah dampak dari Baht Thailand terhadap Blades meskipun konsumen utama Blades di Thailand telah terikat dengan Blades untuk tiga tahun kedepan.
            Kedua, Holt berpendapat bahwa Blades dapat melakukan spekulasi atas perkiraan perubahan Baht, namun ia tidak pasti mengenai prosedur yang harus dilakukan untuk melakukan spekulasi tersebut. Untuk membantu pemahaman Holt mengenai spekulasi kurs mata uang, ia bertanya pada anda, sebagai analis keuangan Blades, untuk memberikan ilustrasi terperinci mengenai dua skenario. Skenario pertama, Baht akan berubah dari kurs saat ini sebesar $0,022 menjadi 0,020 dalam 30 hari. Pada skenario kedua, Baht akan berubah dari kurs saat ini menjadi $0,025 dalam 30 hari.

I.2. Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.  Bagaimana persentase perubahan dalam nilai mata uang diukur? Berikan jawaban dalam bentuk ilustrasi dengan mengasumsikan perubahan nilai baht dari sebesar $0,022 menjadi $0.026.
2. Apakah faktor-faktor dasar yang menentukan nilai suatu mata uang? Dalam keseimbangan, Bagaimanakah hubungan antara faktor-faktor ini?
3.   Bagaimana tingkat inflasi dan suku bunga yang relatif tinggi di Thailand memengaruhi nilai Baht? (Asumsikan inflasi dan suku bunga di AS tidak  berubah).
4. Bagaimana hilangnya kepercayaan investor tentang Baht Thailand yang dibuktikan  dengan ditariknya dana dari Thailand, akan memengaruhi nilai Baht? Apakah Blades akan terpengaruh dengan perubahan ini, dengan mempertimbangkan adanya komitmen dengan konsumen di Thailand.
5. Asumsikan bahwa bank sentral Thailand ingin menghindari ditariknya dana dari negerinya guna menghindari perubahan nilai mata uang lebih lanjut. Bagaimana tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan suku bunga?
6. Buatlah ilustrasi dengan spreadsheet mengenai tahapan yang perlu dilakukan bagian keuangan Blades guna melakukan spekulasi terhadap perkiraan pergerakan nilai Baht selama 30 hari berikut. Juga perlihatkan berapakah keuntungan spekulasi (dalam dolar) yang diperoleh dari tiap skenario. Gunakan kedua contoh Ben Holt untuk memberi ilustrasi kemungkinan spekulasi yang dilakukan. Asumsikan bahwa Blades dapat meminjam sebesar $10 juta atau jumlah yang setara dalam satuan Baht. Selain itu asumsikan bahwa suku bunga (per tahun) jangka pendek bagi Blades adalah:


Mata Uang
Suku Bunga Peminjaman
(Lending Rate)
Suku Bunga Pinjaman (Borrowing Rates)
Dolar AS
8,10%
8,20%
Baht Thailand
14,80%
15,40%

I.3. Tujuan
v  Untuk mengetahui tingkat inflasi di Thailand, dampaknya terhadap nilai mata uang baht, dan dampaknya bagi perusahaan Blades, INC,.
1.4. Manfaat
a. Bagi Ben Holt: Untuk mengetahui langkah apa yang harus diambil untuk Blades,INC,. Kedepannya berkaitan dengan masalah yang di hadapi di negara Thailand sebagai salah satu negara tujuan ekspornya.
           
b. Bagi pembaca: Untuk menegtahui cara mengukur tingkat inflasi dan suku bunga suatu negara dan dampaknya terhadap nilai kurs mata uang.

 
II.               PEMBAHASAN

Persentase perubahan kurs mata uang dari suatu negara dapat di ukur dengan perumusan sebagai berikut :



  delta = S – St-1/St-1
                 

Dari ilustrasi kasus Blades Baht berada pada kurs $0,020 dari kurs awal yaitu $0,022. Ini menandakan  bahwa mata uang Thailand (Baht) menguat terhadap dollar, sedangkan dollar sebaliknya melemah dari $0,022 menjadi $0,020.
Ini dibuktikan dengan perumusan :

0,022 - 0,020 / 0,020   = 0,1 x 100% = 10%
Kekuatan atau kenaikkan tingkat mata uang Thailand adalah 10%.
Ketika asumsi perubahan nilai Baht sebesar $0,022 menjadi $0,025, maka terjadi penurunan nilai mata uang Baht (Baht melemah) di buktikan dengan  :

0,022 - 0,025 / 0,025  = -0,12  x 100% = -12%
     
Diasumsikan bahwa nilai mata uang Baht melemah menjadi -12%.

Banyak faktor yang menentukan nilai tukar mata uang, dan secara keseluruhannya berkaitan dengan hubungan perdagangan antar dua negara. Yang perlu diingat adalah bahwa nilai tukar ini relatif, dan diekspresikan sebagai sebuah perbandingan dari mata uang dua negara. Faktor-faktor ini juga tidak dalam susunan tertentu, seperti banyak aspek di ekonomi, kepentingan relatif dari faktor-faktor ini masih menjadi subyek dari banyak debat ahli ekonomi.

1. Diferensiasi Inflasi
Sebagai sebuah aturan umum, sebuah negara dengan tingkat inflasi rendah yang konsisten akan memperlihatkan nilai mata uang yang meningkat, seiring dengan peningkatan daya beli relatif dibanding dengan mata uang lain. Negara-negara yang memiliki inflasi yang lebih tinggi biasanya akan melihat depresiasi pada mata uang mereka dalam hubungan kepada mata uang dari partner dagang mereka. Hal ini juga biasanya dibarengi oleh suku bunga yang lebih tinggi.
2. Diferensiasi Suku Bunga
Suku bunga, inflasi dan nilai mata uang sangat memiliki korelasi yang tinggi. Dengan mengatur suku bunga, bank sentral mencoba mengatur pengaruh dari inflasi dan nilai mata uang, dan perubahan suku bunga akan berimbas pada inflasi dan nilai mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi menawarkan para kreditur dalam ekonomi sebuah imbal hasil yang lebih tinggi relatif terhadap negara lain. Karena itu, suku bunga yang lebih rendah akan menarik modal asing dan menyebabkan nilai mata uang akan meningkat. Imbas dari suku bunga yang lebih tinggi akan berkurang jika inflasi sebuah negara lebih tinggi dibanding dengan negara lain, atau jika faktor tambahan menarik turun nilai mata uang. Dan begitu juga dalam kondisi sebaliknya, yang karena itu suku bunga lebih rendah cenderung menurunkan nilai mata uang.
3. Defisit Neraca Berjalan
Neraca berjalan adalah keseimbangan perdagangan antara sebuah negara dengan partner dagangnya, yang merefleksikan semua pembayaran antara negara untuk barang, jasa, suku bunga dan dividen. Defisit dalam neraca berjalan menandakan bahwa sebuah negara lebih banyak membeli dari luar negeri dibanding dengan menjualnya, dan meminjam modal dari sumber luar negeri untuk membiayai defisit tersebut. Dalam kata lain, negara membutuhkan lebih banyak mata uang asing daripada apa yang diterimanya dari penjualan untuk ekspor, dan menyuplai lebih banyak mata uangnya sendiri dibanding dengan tingkat permintaan luar negeri untuk produk-produknya. Tingkat permintaan berlebih untuk mata uang asing akan menurunkan nilai tukar mata uang sebuah negara sampai barang dan jasa domestik lebih murah untuk pelaku pasar asing, dan aset asing tidak terlalu mahal untuk menghasilkan penjualan bagi minat domestik.

4. Hutang Publik
Negara akan menghasilkan sebuah pembiayaan defisit dalam skala besar untuk membiayai proyek publik atau masyarakat dan pendanaan pemerintah.  Walaupun aktivitas seperti itu akan menstimulasi ekonomi domestik, negara yang memiliki defisit dan hutang publik besar menjadi kurang menarik bagi investor asing. Alasannya? Hutang yang besar akan memicu inflasi, dan jika inflasi meninggi, hutang tersebut akan dibayar dengan nilai tukar yang rendah dimasa mendatang.    
Dalam skenario terburuk, pemerintah mungkin akan mencetak lebih banyak uang untuk membayar sebagian dari hutang-hutang tersebut, tetapi hal ini akan meningkatkan suplai uang yang pastinya akan meningkatkan inflasi. Lebih jauh, jika sebuah pemerintah tidak mampu menangani defisit melalui usaha domestik (seperti menjual obligasi dan meningkatkan suplai uang), lalu mereka harus meningkatkan jumlah surat berharga untuk dijual ke pelaku pasar asing, sehingga akan menurunkan nilai tukarnya. Akhirnya, sebuah hutang yang besar akan menimbulkan kecemasan bagi pihak luar jika mereka yakin mengenai resiko gagal bayar sebuah negara. Untuk alasan ini, peringkat hutang sebuah negara (seperti yang disediakan Moody's Investor dan Fitch Rating) adalah sebuah penentu penting bagi nilai tukar mata uang.

5. Ketentuan Perdagangan
Sebuah rasio yang membandingkan antara harga ekspor dengan harga impor, ketentuan perdagangan berkaitan dengan negara berjalan dan keseimbangan pembayaran. Jika harga ekspor sebuah negara meningkat lebih besar daripada impor, hal ini bisa dikatakan ketentuan perdagangannya membaik. Meningkatkan ketentuang dagang menunjukkan tingkat permintaan lebih tinggi untuk ekspor negara tersebut. Hal ini, sebaliknya, akan menghasilkan peningkatan pendapatan dari ekspor, yang menyediakan peningkatan permintaan untuk mata uang negara (dan akan meningkatkan nilai mata uang). JIka harga ekspor meningkat dalam level yang lebih kecil daripada impornya, nilai mata uang akan menurun dibanding dengan partner dagangnya.

6. Stabilitas Politik dan Kinerja Ekonomi
Investor asing pastinya akan mencari negara yang stabil dengan kinerja ekonomi yang baik dimana mereka akan menginvestasikan uangnya. Sebuah negara dengan atribut positif seperti itu akan menarik dana investasi dari negara lain yang memiliki tingkat resiko politik dan ekonomi yang lebih tinggi. Kekacauan politik, contohnya, bisa menyebabkan hilangnya keyakinan pada mata uang dan adanya perpindahan modal menuju mata uang dari negara yang lebih stabil.
7. Tingkat pendapatan relative         
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.
Kurs keseimbangan nilai tukar antara dua mata uang pada suatu waktu tertentu ditentukan oleh kondisi permintaan dan penawaran. Perubahan pada permintaan atau penawaran suatu mata uang akan mempengaruhi kurs keseimbangan nilai tukar.
Faktor ekonomi utama yang dapat mempengaruhi pergerakan kurs mata uang melalui dampaknya pada kondisi permintaan dan penawaran adalah tingkat inflasi relatif, suku bunga, dan tingkat pendapatan, serta pengendalian pemerintah. Ketika faktor tersebut menyebabkan perubahan pada perdagangan internasional atau arus keuangan, faktor tersebut menyebabkan permintaan permintaan dan penawaran suatu mata uang berubah dan karenanya mempengaruhi kurs keseimbangan.      
·     Pengaruh Inflasi terhadap nilai Baht
           Thailand sebagai sebuah negara yang saat ini berada pada tingkat inflasi yang tinggi berdampak pada melemahnya nilai mata uang Thailand (Nilai Baht). Hal tersebut diakibatkan karena adanya penurunan daya beli masyarakat dibanding dengan mata uang negara lain sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang Baht.
            Negara-negara yang memiliki inflasi yang lebih tinggi biasanya akan melihat depresiasi pada mata uang mereka dalam hubungan kepada mata uang dari partner dagang mereka. Hal ini juga biasanya dibarengi oleh suku bunga yang lebih tinggi.

·    Pengaruh penarikan dana investasi di Thailand terhadap Baht
       Investor yang menanamkan modal mereka di suatu Negara sangat membantu dalam hal pendapatan nasional. Semakin banyak investasi yang ditanamkan,akan menambah pendapatan Negara dan menguntungkan Negara tersebut. Karena pendapatan nasional merupakan acuan terhadap tingkat perekonomiannya, semakin tinggi GNP maka tingkat kemakmurannya juga tinggi,selain itu juga bisa mengukur tingkat inflasi yang terjadi saat itu. Nilai mata uang suatu Negara juga dapat diketahui dari pendapatan nasionalnya, ketika GNP tinggi maka tingkat konsumsi masyarakatnya juga tinggi,menandakan bahwa nilai mata uangnya naik dan sebaliknya.
Dalam kasus ini,perekonomian Thailand mengalami masalah yang menyebabkan para investor asing ragu untuk terus menanam modal dan mengakibatkan dana untuk Thailand ditarik kembali. Ini tentunya akan sangat berpengaruh pada nilai mata uang Baht,dimana ketika dana ditarik akan menurunkan tingkat pendapatan nasional Thailand,berpengaruh langsung terhadap tingkat konsumsi masyarakat yang secara langsung menunjukkan nilai mata uang Baht jatuh atau melemah.
Ini erat kaitannya dengan neraca berjalan, dimana Thailand sedang mengalami defisit dikarenakan perekonomian yang melemah, mengakibatkan Negara ini sangat bergantung kepada dana yang ditanamkan para investor. Karena inflasi yang dialami Thailand,cara yang harus dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan meninggikan persentase suku bunga, dan karena suku bunga yang tinggi inilah maka investor enggan untuk menanam modal di Thailand.
Ini juga akan berdampak secara tidak langsung terhadap Blades,INC. Karena pelanggan utama nya yaitu Entertainment Product  yang telah membeli sejumlah produk Blades tiap tahun selama tiga tahun yang merupakan satu dari banyaknya perusahaan di Thailand akan merasakan dampak dari ditariknya dana dari investor, Entertainment Product akan rugi dan tidak mampu lagi membeli produk Blades,INC sehingga Blades mengalami kerugian juga.

·    Penggunaan suku bunga untuk menghindari perubahan nilai mata uang.
            Suku bunga merupakan salah satu faktor yang menentukan nilai mata uang suatu Negara. Suku bunga juga dapat digunakan untuk menghindari fluktuasi perubahan kurs mata uang dengan cara menaikkan persentasenya. Ketika peredaran mata uang disuatu Negara terlalu tinggi,akan menyebabkan nilai mata uang tersebut menurun. Untuk mengatasi hal tersebut,maka Bank biasanya menaikkan tingkat suku bunganya.
Persentase suku bunga yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi masyarakat untuk menyimpan uang mereka di Bank. Dengan demikian,peredaran uang dimasyarakat akan berkurang. Suku bunga yang rendah mengindikasikan bahwa tingkat inflasi Negara tersebut rendah.
Jika asumsi bahwa Bank Sentral Thailand tidak ingin ditarik dana dari negerinya,maka suku bunga yang harus ditetapkan adalah tinggi. Dengan suku bunga yang tinggi maka akan menarik perhatian para investor untuk menanamkan modalnya di negara tersebut,walaupun tingkat suku bunga tinggi mengidentifikasikan inflasi yang tinggi pula.

·   Asumsi kemungkinan spekulasi Ben Holt
  Apresiasi
Blades memperkirakan bahwa mata kurs uang baht dalm dolar terapresiasi dari nilainya sekarang sebesar 0,022 menjadi Dollar 0,020 dalam 30 hari. Blades dapat memperoleh pinjaman $10 juta.
Mata uang
Suku Bunga Peminjam
Suku Bunga Pinjaman
Dolar AS
8,10%
8,20%
Baht Thailand
14,80%
15,40%

Blades dapat :
1.    Meminjam sebesar $10 juta
2.    Menukar $10 juta menjadi THB 454.545.454,5 ( dihitung dari $10 juta/0,022)
3. Memberikan pinjaman dalam Baht Thailand dengan tingkat bursa tahunan 14,80% yang memberikan pengembalian 123,33% selama 30 hari {dengan perhitungan 14,80% x (30/360)} , setelah 30 hari,Bank akan menerima THB 460.151.515,1 {dengan perhitungan THB 454.545.454,5 x ( 1 + 0,012333)}.
4. Membayar pinjaman dolar dengan uang yang diperoleh dari pelunasan pinjaman dalam Baht Thailand. Bunga tahunan atas pinjaman dalam dolar As adalah 8,20% atau 0,6833 selama 30 hari {dengan perhitungan 8,20% x (30/360)} jumlah dolar AS yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman dolar adalah $16.833.333,33 ( dengan perhitungan $10juta x ( 1 + 0,6833)
Jika diasumsikan bahwa tingkat kurs pada hari ke 30 adalah $0,020 untuk 1 Baht Thailand seperti yang telah diperkirakan,jumlah uang dalam Baht Thailand yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman dolar AS adalah THB 503.416.666,7 {dengan perhitungan $  10.068.333,33/0,020 per Baht Thailand}. Dengan memperhatikan bahwa bank memperoleh THB 460.151.515,1 dari pelunasan pinjaman dalam Baht Thailand, maka bank memperoleh keuntungan spekulatif sebesar THB 43.265.151,6.
Depresiasi
1.      Meminjam sebesar THB 454.545.454,5
2.   Menukar THB 454.545.454,5 menjadi $10 juta ( pembulatan) ( dihitung THB 454.545.454,5 x 0,022)
3.   Memberikan pinjaman dalam dolar AS dengan tingkat bunga tahunan 8,10% yang memberikan pengembalian 67,5% selama 30 hari {dengan perhitungan 8,10% x  (30/360)}. Setelah 30 hari, bank akan menerima $10.067.500 {dengan perhitungan $10 juta x ( 1 + 0,00675)}
4.   Membayar pinjaman Baht dengan uang yang diperoleh dari pelunasan pinjaman dalam dolar AS. Bunga tahunan atas pinjaman dalam Baht 15,40% atau 1,2833% selama 30 hari {dengan perhitungan 15,40% x (30/360)}. Jumlah Baht yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman adalah THB 460.378.787,8 {dengan perhitungan THB 454.545.454,5 x ( 1 + 0,0128333)}
Jika diasumsikan bahwa kurs nilai tukar pada hari ke 30 untuk setiap Baht Thailand adalah $ 0,025 sesuai yang dikirakan sebelumnya, maka jumlah dolar AS  yang diperlukan untuk melunasi pinjaman THB adalah $ 11.509.469,7 {dengan perhitungan THB 460.378.787,8 x $ 0,025 per Baht Thailand}. Dengan mepertimbangkan bahwa bank memperoleh $ 10.067.500 dari pinjaman dalam dolar AS ,maka bank akan mendapat kerugian spekulatif sebesar $ 1.441.969,696  {dengan perhitungan $ 10.067.500-$ 11.509.469,7}


KESIMPULAN

            Melemahnya perekonomian yang dialami oleh Thailand berdampak pada hilangnya kepercayaan  para investor dan ditariknya dana dari Negara tersebut. Negara Thailand yang tidak ingin dana dari para investor itu ditarik kembali harus meningkatkan suku bunganya agar para investor tertarik untuk menanam kan modalnya kembali ke Thailand.
            Perekonomian Thailand yang melemah disebabkan oleh faktor tingkat inflasi yang tinggi. Dalam kasus ini Blades,INC,. yang konsumen utamanya berasal dari Thailand akan merasakan dampaknya secara tidak langsung, karena Entertaiment Product mengalami kerugian atas inflasi yang terjadi di Negara Thailand sehingga tidak mampu untuk terus menjadi konsumen Blades,INC,.

REFERENSI

Madura, Jeff. (2006). International Corporate Finance:Keuangan perusahaan Internasional, Edisi 8. Jakarta. Salemba Empat

3 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus
  2. maaf mau tanya, bukankah perubaha nilai baht dari $0.22 menjadi $0.20, menandakan baht terdepresiasi bukannya terapresiasi?
    karena ketika 1 baht mendapat $0.22 menjadi 1 baht mendapat $0.20, maka baht nilainya menurun,
    Bukankan begitu?

    BalasHapus
  3. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Followers

Calendar