Analisis bukti terdiri atas pengujian,
pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti untuk
menunjuk posisi awal suatu penelitian. Menganalisis bukti studi kasus adalah
hal yang sulit karena strategi dan tekniknya belum teridentifikasi secara
memadai di masa lalu. Setiap penelitian hendaknya dimulai dengan strategi
analisis yang umum. Dalam strategi ini terdapat tiga teknik –penjodohan pola,
pembuatan penjelasan, dan analisis deret waktu – yang dominan yang dapat
dipergunakan. Beberapa teknik lain dapat digunakan bersamaan dengan ketiga
teknik tersebut.
A. STRATEGI-STRATEGI
UMUM ANALISIS
1.
Kebutuhan akan Strategi Analisis
Merupakan aspek yang kurang berkembang dan paling sulit dalam
pelaksanaan studi kasus. Sering terjadi, peneliti memulai studi kasusnya tanpa
lebih dulu memiliki pemahaman cukup mengenai bagaimana bukti studi kasusnya
akan dianalisis. Hal tersebut menyebabkan macetnya penelitian pada tahap
analisis.
Pendekatan berbagai teknik analisis, seperti: memasukkan informasi
kedalam daftar yang berbeda, membuat matriks kategori dan menempatkan buktinya
ke dalam kategori tersebut, menciptakan analisis data flowchart dan perangkat
lain untuk memeriksa data yang bersangkutan, mentabulasi frekuensi peristiwa
yang berbeda, memeriksa kekompleksan tabulasi dan hubungannya dengan
mengkalkulasi angka urutan kedua seperti rata-rata hitung dan varians, serta
memasukkan informasi ke dalam urutan kronologis atau menggunakan skema waktu
lainnya. Ini merupakan teknik yang bermanfaat dan penting dan hendaknya
digunakan ketika memasukkan bukti ke dalam beberapa urutan sebelum sampai pada
analisis aktual. Tetapi pemanipulasian itu harus dilakukan secara hati-hati
untuk menghindari bias pada hasilnya.
2.
Dua Strategi Umum
Merupakan hal yang lebih penting dari pendekatan diatas. Maksudnya
agar peneliti dapat memperlakukan bukti secara wajar, menghasilkan konklusi
analisis yang mendukung, dan menetapkan alternative interpretasi. Perannya
adalah membantu peneliti untuk menetapkan pilihan diantara berbagai teknik dan
memenuhi langkah analisis penelitiannya secara efektif.
a.
Mendasarkan pada Proporsi Teoritis
Strategi yang lebih disukai adalah mengikuti proposisi teoretis
yang menuntun studi kasus. Tujuan dan desain asal dari studi kasus diperkirakan
berdasar atas proposisi semacam itu, yang mencerminkan serangkaian pertanyaan
penelitian, tinjauan pustaka, dan pemahaman-pemahaman baru.
Preposisi-preposisi tersebut membentuk rencana pengumpulan data
dan karenanya member prioritas pada strategi analisis yang relevan. Preposisi
ini merupakan salah satu contoh dari orientasi teoritis yang menuntun studi
kasus. Proposisi tersebut juga membantu pengorganisasian keseluruhan studi
kasus dan menetapkan alternative penjelasan yang harus diuji. Proposisi
teoritis tentang hubungan-hubungan kausal bisa sangat berguna untuk menuntun
analisis studi kasus.
b.
Mengembangkan Deskripsi Kasus
Mengembangkan kerangka kerja deskriptif untuk mengorganisasikan
studi kasus. Strategi ini kurang disukai tetapi dapat digunakan sebagai
alternatif. Kadangkala, tujuan asli studi kasus adalah deskriptif. Dalam
situasi lain, bisa jadi bukan deskriptif, tetapi pendekatan deskriptif yang
membantu secara tepat pengidentifikasian kaitan timbal balik yang perlu
dianalisis bahkan mungkin secara kuantitatif. Keanekaragaman keputusan harus
dibuat agar implementasinya bisa berhasil. Pendekatan deskriptif digunakan
untuk mengidentifikasi: (a) tipe peristiwa yang dapat dikuantifikasikan dan (b)
keseluruhan pola kompleksitas akhirnya dipergunakan didalam pengertian kausal
untuk menjelaskan mengapa suatu implementasi telah gagal.
B. BENTUK-BENTUK
ANALISIS DOMINAN
1.
Penjodohan Pola
Membandingkan pola yang didasarkan atas empiri dengan pola yang
diprediksikan (prediksi alternatif). Jika kedua pola ini ada persamaan, maka
menguatkan validitas internal studi kasus. Jika studi kasus eksploratoris,
polanya berhubungan dengan variabel dependen / independen dari penelitian. Jika
studi kasus deskriptif, maka penjodohan pola akan relevan dengan pola
variabel–variabel spesifik yang diprediksi dan ditentukan sebelum pengumpulan
data.
a.
Variabel-variabel Nonequivalen sebagai Pola
Desain Variabel Nonequivalen yang Dependen : Pola variabel
dependen yang berasal dari salah satu desain penelitian kausal eksperimen
potensial. Artinya eksperimen atau kuasi eksperimen bisa mempunyai banyak
variabel dependen (keanekaragaman hasil)
b.
Eksplanasi Tandingan sebagai Pola
Terakulasi pada istilah operasional. Karakteristiknya :
masing-masing mencakup pola variabel independen yang terungkap (contoh : jika
eksplanasi valid, maka yang lain tidak valid). Kehadiran Variabel independen
tertentu mengeluarkan kehadiran variabel independen yang lain. Dapat digunakan
untuk kasus tunggal dan multikasus.
c.
Pola-pola yang Lebih Sederhana
Mempunyai jenis minimal dari variabel-variabel dependen atau independen.
Kasus yang sederhana, ada dua variabel dependen yang berbeda, penjodohan pola
dimungkinkan dengan pola yang berbeda untuk kedua variabel yang telah
ditetapkan.
Ketepatan Penjodohan Pola : Prediksi pola variabel dependen yang
nonequivalen, pola yang didasarkan atas penjelasan tandingan (pola
sederhana),serta perbandingan antara pola yang diprediksi dan pola aktual bisa
tak mencakup kriteria kuantitatif / statistik.
2.
Pembuatan Eksplanasi
Tujuannya untuk menganalisis data studi kasus dengan membuat eksplanasi tentang karya tersebut. Menunjukkan bagaimana eksplanasi tidak dapat
dibangun hanya atas serangkaian peristiwa aktual studi kasus.
a.
Unsur-unsur Eksplanasi
Pembuatan eksplanasi dalam bentuk narasi, karena tidak bisa
persis. Studi kasus yang baik adalah eksplanasinya mencerminkan proposisi yang
signifikan secara teoritis.
b.
Hakikat Perulangan dalam Pembuatan Eksplanasi
·
Membuat pernyataan teoritis/proposisi awal
tentang kebijakan / perilaku sosial
·
Membandingkan temuan kasus awal dengan
pernyataan / proposisi
·
Memperbaiki pernyataan / proposisi
·
Membandingkan perbaikan dengan fakta-fakta
yang ada
·
Mengulangi proses sebanyak mungkin jika
perlukan
c.
Persoalan-persoalan Potensial dalam
Pengembanagn Eksplanasi
Acuan diletakkan pada tujuan asal inkuiri dan eksplanasi
alternatif bisa mengurangi persoalan potensial. Pengamanannya yaitu :
Penggunaan berkas studi kasus , penetapan data dasar untuk setiap kasus, serta
rangkaian bukti selanjutnya.
3.
Analisis Deret Waktu
Makin rumit dan tepat pola, makin tertumpu analisis deret waktu
pada landasan yang kokoh bagi penarikan konklusi studi kasus.
a.
Deret Waktu Sederhana
Dalam deret waktu hanya ada variabel dependen atau independen
saja. Logika esensial yang mendasari desain deret waktu adalah pasangan antara
kecenderungan butir-butir data dalam perbandingannya dengan :
·
Kecenderungan signifikan teoritis yang
ditentukan sebelum permulaan penelitian
·
Kecenderungan tandingan yang ditetapkan sebelumnya
·
Kecenderungan atas dasar perangkat / ancaman
terhadap validitas internal
b.
Deret Waktu yang Kompleks
Disebabkan jika kecenderungan kasus dipostulasikan lebih kompleks.
Deret waktu yang lebih kompleks melahirkan persoalan yang lebih besar bagi
pengumpulan data, sehingga mengarah pada kecenderungan lebih elaboratif yang
membuat analisis lebih mantap. Pola deret waktu yang diprediksi dan aktual,
jika keduanya sama-sama kompleks, akan menghasilkan bukti yang kuat untuk
proposisi teoritis awal.
c.
Kronologis
Bisa dipandang sebagai bentuk khusus dari analisis deret waktu,
berfokus langsung pada kekuatan utama studi kasus yang telah diketengahkan
sebelumnya (studi kasus memungkinkan peneliti melacak peristiwa lebih dari
waktu biasa). Kronologi mencakup beberapa tipe variabel dan tak terbatas pada
variabel tunggal/ganda saja. Jenis keadaan tertentu dalam teori eksplanatoris :
·
Peristiwa terjadi sebelum peristiwa lain
(urutan kebalikannya tidak terjadi)
·
Kejadian harus diikuti oleh kejadian yang lain
atas dasar kontingensi
·
Peristiwa hanya bisa mengikuti peristiwa lain
setelah lintasan waktu diprediksi
·
Periode waktu tertentu ditandai oleh kelompok
kejadian berbeda secara substansial dari kejadian periode waktu lainnya
d.
Kondisi-kondisi untuk Analisis Deret Waktu
Jika penggunaan analisis deret waktu relevan dengan studi kasus,
bentuk yang esensial adalah identifikasi indikator spesifik yang perlu dilacak,
juga interval waktunya. Sehingga data yang relevan dikumpulkan terlebih dahulu
dan dianalisis secara tepat.
C. BENTUK-BENTUK
ANALISIS KURANG DOMINAN
1.
Menganalisis Unit-unit Terjalin
Yaitu unit yang kurang dominan
daripada kasusnya sendiri, banyak butir data telah terkumpul,
pendekatan-pendekatan analisis yang relevan mencakup hampir setiap teknik dalam
ilmu sosial. Contoh : Respons terhadap suatu survey. Dalam studi kasus,
analisis unit terjalin dilakukan di dalam masing-masing kasus.
2.
Membuat Observasi Berulang
Adalah bentuk analisis yang kurang
diminati, dilakukan secara lembur (disebut tipe analisis deret waktu khusus).
Tetapi hanya bisa dilakukan atas basis lintas-bidang. Sehingga dipandang
sebagai pendekatan analisis yang terlepas dari analisis deret waktu.
3.
Mengerjakan Survei Kasus: Analisis Sekunder
Lintas Kasus
Ada 2 pendekatan yaitu : pertama, survey kasus merupakan
pendekatan analisis lintas kasus dan tidak sama dengan analisis kuantitatif
Kedua, dalam teknik analisis lintas kasus survey mempunyai keterbatasan ketat
dalam kaintannya dengan analisis multi kasus. Survey kasus akan memperoleh
generalisasi teoritis atau statistik. Survey kasus merupakan teknik relevan
untuk tujuan penelitian eksplisit (analisis sekunder). Teknik survey kasus
dapat meminimalkan bias-bias dan merupakan teknik yang diinginkan jika
diaplikasikan (tapi tidak dipandang sebagai analisis dominan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar