Eksperimen lab
Jika hubungan sebab-akibat antara
variabel jelas dan terikat ingin dibuktikan dengan jelas, maka semua variabel
lain yang mungkin mencemari atau mengacaukan hubungan tersebut harus dikontrol
dengan ketat. Dengan kata lain, kemungkinan pengaruh variabel lain pada
variabel terikat harus diperhitungkan sedemikian, sehingga pengaruh kausal yang
sebenarnya dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terkait dapat
ditentukan. Perlu pula untuk memanipulasi variabel bebas sehingga tingkat pengaruh
kausalnya dapat dibuktikan. Kontrol dan manipulasi paling baik dilakukan dalam
situasi buatan (laboratorium), dimana pengaruh kausal dapat diuji. Jika Kontrol
dan manipulasi dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab-akibat dalam suatu
situasi buatan, kita mempunyai desain eksperimen laboraturium, yang dikenal
sebagai eksperimen lab.
Kontrol
Ketika merumuskan hubungan
sebab-akibat antara dua variabel X dan Y, adalah mungkin bahwa suatu faktor
katakanlah A juga mempengaruhi variabel terikat Y. dalam hal tersebut, adalah
mustahil untuk menentukan tingkat dimana Y terjadi karena X, karena kita
mengetahui seberapa besar total variasi Y disebabkan oleh kehadiran faktor A.
Ketika peneliti tidak dapat
membuktikan faktor X menyebabkan
lebih baik, karena faktor A merupakan faktor yang mencemari (contaminating
factor). Jika pengaruh sebenarnya dari faktor X ingin dinilai, maka faktor A
harus dikontrol. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tidak memasukkan A ke dalam
eksperimen.
Manipulasi variabel bebas
Dalam rangka menguji pengaruh
kausal dari variabel bebas terhadap variabel terkait, diperlukan manipulasi
tertentu. Manipulasi secara sederhana bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai
dampak pada variabel terkait. Variabel
bebas dan faktor tertentu dimanipulasi dengan memberikan derajat perubahan yang
berbeda kepada kelompok yang berbeda. Manipulasi variable bebas juga disebut
perlakuan (treatment), dan hasil perlakuan disebut pengaruh perlakuan
(treatment effect).
Mengontrol variabel pengganggu yang mencemari
Memadankan kelompok
Suatu cara untuk mengontrol
variabel pengganggu (nuisance) atau yang mencemari, yaitu dengan memadankan
atau menjodohkan (matching) berbagai kelompok dengan memilih karakteristik yang
mengacaukan dan secara sengaja menyebarkannya ke semua kelompok. Ketika faktor
yang diduga mencemari disebarkan kesemua kelompok, kita dapat mengatakan
variabel X sendirian menyebabkan variabel Y. tetapi mungkin dalam beberapa hal
kita tidak yakin telah mengontrol semua faktor pengganggu, karena kita mungkin
tidak menyadari semuanya. Taruhan yang lebih aman adalah randomisasi.
Randomisasi
Cara lain untuk mengontrol
variabel pencemar . Suatu proses kumpulan faktor pencemar ditarik (yang
memiliki peluang sama) dan penempatannya dalam kelompok manapun secara acak dan
merata. Variabel yang dikontrol memiliki probabilitas yang sama untuk
didistribusikan diantara kelompok. Proses randomisasi secara ideal akan
memastikan bahwa tiap kelompok diperbandingkan dengan lainnya, dan bahwa semua
variabel sebelumnya dikontrol . Dengan demikian, randomisasi akan memastikan
bahwa jika variabel tersebut benar-benar
mempunyai pengaruh yang mencemari atau mengacaukan, kita telah mengontrol
pengaruh kekacauan tersebut (serta faktor
lain yang tidak diketahui) dengan mendistribusikannya diantara kelompok. Dengan
hal ini, kita mempunyai validitas internal (internal validity) atau keyakinan
yang tinggi dalam hubungan sebab-akibat.
Manfaat randomisasi
Perbedaan antara pemadanan dan randomisasi
adalah bahwa dalam pemadanan, ketika secara sengaja dan sadar disesuaikan untuk
mengontrol perbedaan antar kelompok, sedangkan dalam randomisasi, kita berharap
bahwa proses randimisasi akan mendistribusikan ketidaksamaan antar kelompok
berdasarkan hukum distribusi normal. Dengan demikian, kita tidak perlu secara
khusus merisaukan faktor pencemar apapun yang diketahui atau tidak diketahui.
Singkatnya, dibanding
randomisasi, pemadanan mungkin kurang efektif, sebab kita mungkin tidak
mengetahui semua faktor yang mungkin dapat mencemari hubungan sebab-akibat
terhadap situasi yang dihadapi, dan karena itu gagal memadankan beberapa faktor
penting diseluruh kelompok ketika mengadakan eksperimen. Tetapi, randomisasi
akan menyelesaikan masalah tersebut, karena semua faktor pencemar akan
disebarkan keseluruh kelompok. Selain itu, bahkan jika kita mengetahui variabel
yang mengacaukan, kita mungkin tidak mampu menemukan satu kecocokan untuk semua
variabel tersebut. Randomisasi memecahkan dilema tersebut dengan baik. Dengan
demikian, desain eksperimen lab melibatkan control terhadap variabel pencemar
melalui proses pemadanan atau randomisasi, dan manipulasi perlakuan.
Validitas internal
Validitas internal mengacu pada
keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat. Dengan kata lain, hal
tersebut mewakili pertanyaan, “pada tingkat apa desain penelitian memungkinkan
kita untuk mengatakan bahwa variabel bebas A menyebabkan perubahan variabel terikat B?” seperti kata kidder dan
judd (1986), dalam penelitian dengan validitas internal tinggi, kita relatif
lebih bisa membuktikan bahwa hubungan adalah kausal, sedangkan dlaam studi
dengan validitas internal rendah, kausalitas sama sekali tidak dapat
disimpulkan. Dalam eksperimen lab dimana hubungan sebab-akibat dibuktikan,
validitas internal bisa dikatakan tinggi.
Berikut ini bagaimana biasanya
eksperimen lab dilakukan: subjek dipilih dan ditempatkan kedalam kelompok yang
berbeda melalui pemadanan atau randomisasi; mereka dipindahkan ke situasi lab;
merika diberi beberapa wawasan rinci dan tugas untuk diselesaikan; dan beberapa
jenis kuisioner atau tes lain dilakukan sebelum dan sesudah tugas diselesaikan.
Hasil studi tersebut akan menunjukkan hubungan sebab dan akibat antar variabel
yang diselidiki.
Validitas eksternal atau
eksperimen lab yang dapat digeneralisasi
Sampai tingkat apa hasil temuan
dalam situasi lab dapat ditransfer atau digeneralisasi pada situasi actual
organisasi atau lapangan? Dengan kata lain, jika kita menemukan hubungan
sebab-akibat setelah kita melakukan eksperimen lab, dapatkah kita kemudian
dengan yakin mengatakan bahwa hubungan sebab-akibat yang sama juga akan berlaku
dalam situasi organisai?
Dalam situasi organisai jauh
lebih rumit dan mengkin terdapat beberapa variabel pengganggu yang tidak dapat
dikontrol. Dalam hal tersebut, kita tidak bisa yakin bahwa hubungan
sebab-akibat yang ditemukan dalam eksperimen lab berlaku juga dalam situasi
lapangan. Untuk menguji hubungan kausal dalam situasi organisasi, dilakukan
eksperimen lab.
Eksperimen lapangan
Eksperimen lapangan adalah
eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami dimana pekerjaan dilakukan
sehari-hari, namun kepada suatu atau lebih kelompok diberikan perlakuan
tertentu. Dengan demikian, dalam eksperimen lapangan, meskipun mungkin mustahil
untuk mengontrol semua variabel pengganggu karena anggota tidak dapat
ditempatkan dalam kelompok secara acak, atau cocok, perlakuan tetap bisa
dimanipulasi. Kelompok control bisa diatur dalam eksperimen lapangan. Hubungan
sebab-akibat yang ditemukan dalam kondisi tertentu (satu sebagai kelompok
control, dan kelompok lain diberikan perlakuna berbeda) akan mempunyai
generalisasi yang lebih luas dari pada situasi lainnya yang mirip. Meskipun
kita tidak yakin seberapa besar penyebab karena sejumlah variabel pencemar
lainnya tidak dapat dikontrol.
Validitas eksternal
Validitas eksternal mengacu pada
tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada situasi, orang,
peristiwa lain, dan validitas internal merujuk pada tingkat keyakinan kita
tentang pengaruh kausal (yaitu, bahwa variabel X menyebabkan variabel Y).
Eksperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi (yaitu,
hasilnya lebih dapat di generalisasi pada situasi organisai lainnya), namun
mempunyai validitas internal lebih rendah (yaitu, kita tidak bisa yakin
mengenai sampai tingkat apa variabel X sendirian menyebabkan variabel Y).
perhatikan bahwa dalam eksperimen lab berlaku sebaliknya. Validitas internal
tinggi, namun validitas eksternal agak rendah. Dengan kata lain, dalam eksperimen
lab kita bisa yakin bahwa variabel X menyebabkan variabel Y karena kita dapat
mengontrol variabel asing lainnya yang mencemari, namun mempunyai beberapa
variabel yang dikontrol dengan sangat ketat untuk membuktikan hubungan
sebab-akibat sehingga tidak mengetahui sampai tingkat apa hasil studi dapat
digeneralisasikan pada situasi lapangan. Dengan kata lain, karena situasi lab
tidak mencerminkan situasi dunia nyata, kita tidak mengetahui sampai tingkat
apa temuan lab secara valid mewakili realitas dunia luar.
Trade-off antara validitas internal dan eksternal
Terdapat trade-off antara
validitas internal dan eksternal. Bila menginginkan validitas internal yang
tinggi, kita sebaiknya bersedia menentukan validitas eksternal yang lebih
rendah, dan sebaliknya. Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti
biasanya pertama-tama mencoba menguji hubungan kasual dalam suatu situasi lab
atau buatan yang dikontrol secara ketat, dan setelah hubungan dibuktikan,
mereka mencoba menguji hubungan kausal dalam eksperimen lapangan. Desain
eksperimen lab dalam bidang manajemen sejauh ini dilakukan untuk
menilai.Masalah validitas eksternal biasanya membatasi penggunaan eksperimen
lab dalam bidang manajemen. Eksperimen lapangan pun jarang dilakukan karena
munculnya kosekuensi yang tidak diharapkan.
Faktor-faktor yang memengaruhi validitas internal
Studi lab dengan desain terbaik
pun bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat memengarhi validitas
internal eksperimen lab. Yaitu, sejumlah faktor pencemar yang masih ada yang
bisa memberikan penjelas saingan mengenai apa yang menyebabkan variabel
terkait. Faktor ppencemar yang mungkin ada ini merupakan ancaman untuk
validitas internal.
Ancaman utama pada validitas
internal antara lain:
Pengaruh sejarah
Peristiwa atau faktor tertentu
yang berdampak pada hubungan variabel bebas dan variabel terkait mungkin muncul
tanpa diduga sementara eksperimen dilakukan, dan sejarah peristiwa tersebut
akan mengacaukan hubungan sebab-akibat antara kedua variabel, sehingga
memengaruhi validitas internal.
Pengaruh maturasi
Kesimpulan sebab-akibat juga
dapat dicemari oleh pengaruh perjalanan waktu-variabel lain yang tidak bisa
dikontrol. Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari proses-biologis dan
psikologis-yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu.
Pengaruh pengujian
Sering kali, untuk menguji
pengaruh sebuah perlakuan, subjek diberi apa yang disebut prates (pretest-misal
sebuah kuisioner singkat untuk mengungkapkan perasaan dan sikap mereka). Yaitu,
pertama-tama dilakukan pengukuran variabel terkait (prates), kemudian perlakuan
diberikan, dan setelah itu tes kedua, disebut pascatest (posttest), diadakan.
Perbedaan antara skor prates dan pascates kemudian dihubungkan dengan
perlakuan. Tetapi, ketika responden diberi prates, hal tersebut mungkin
memengaruhi respon mereka dalam pascates, yang akan berdampak merugikan
terhadap validitas internal.
Pengaruh instrumentasi
Pengaruh instrumentasi adalah
ancaman lain untuk validitas internal. Hal tersebut bisa muncul karena
perubahan dalam instrument pengukuran antara prates dan pascates, dan bukan
karena perbedaan dampak perlakuan pada akhirnya (cook & cambell, 1979a).
Dengan demikian Pengaruh instrumentasi juga merupakan ancaman bagi validitas
internal dalam desain eksperimen.
Pengaruh bias seleksi
Ancaman pada validitas internal
juga bisa berasal dari seleksi subjek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk
kelompok eksperimen dan kontrol.
Pengaruh regresi statistik
Pengaruh regresi statistik muncul
jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen mempunyai skor awal yang
ekstrem (baik rendah ataupun sangat tinggi, cenderung berusaha mendekati
rata-rata /regresi menuju mean) pada variabel terkait.
Pengaruh mortalitas
Faktor pengacau lain pada
hubungan sebab-akibat adalah mortalitas atau pengurangan anggota dalam kelompok
eksperimen , control, atau keduanya, saat eksperimen berlangsung. Bila
komposisi kelompok berubah sepanjang waktu di tiap kelompok, perbandingan antar
kelompok menjadi sulit, karena mereka yang keluar dari eksperimen mungkin
mengacaukan hasil. Dlaam hal ini, kita tidak akan dapat mengatakan berapa
banyak pengaruh yang diamati muncul dari perlakuan, dan berapa banyak yang
dapat dihubungkan dengan anggota yang keluar, karena mereka yang tetap dalam
eksperimen bisa bereaksi secara berbeda dari mereka yang keluar.
Validitas internal dalam studi kasus
Bila ada beberapa ancaman
terhadap validitas internal, bahkan dalam eksperimen lab yang dikontrol dengan
ketat, maka menjadi sangat jelas mengapa kita tidak dapat menarik kesimpulan
mengenai hubungan kausal dari studi kasus yang menguraikan peristiwa yang
terjadi selama rentang waktu tertentu. Kecuali studi eksperimen yang didesain
dengan baik, yang secara acak menempatkan anggota pada kelompok eksperimen dan Kontrol
dan berhasil memanipulasi perlakuan, menunjukkan kemungkinan hubungan kausal,
adalah tidak mungkin untuk mengatakan faktor mana yang menyebabkan faktor lain.
Faktor-faktor yang memengaruhi validitas eksternal
Sementara validitas internal
memunculkan pertanyaan mengenai apakah perlakuan semata atau sejumlah faktor
lainnya yang menyebabkan pengaruh, validitas eksternal mengangkat isu mengenai
generalisasi temuan pada situasi lain. Misalnya, sampai tingkat mana situasi
eksperimen berbeda dari situasi dimana temuan digeneralisasikan langsung
berhubungan dengan tingkat ancaman terhadap validitas eksternal. Seleksi subjek
dan interaksinya dengan perlakuan juga akan merupakan suatu ancaman bagi
validitas eksternal. Itu baru sejumlah faktor yang membatasi generalisasi.
Validitas yang maksimal bisa diperoleh dengan memastikan bahwa, sedapat mungkin
kondisi eksperimen lab sedekat dan secocok mungkin dengan situasi dunia nyata.
Dalam hal ini, eksperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih
besar disbanding eksperimen lab. Yaitu, pengaruh perlakuan dapat
digeneralisasikan pada situasi yang mirip dengan situasi dimana eksperimen
lapangan dilakukan .
Tinjauan faktor-faktor yang
mempengaruhi validitas eksternal dan internal
Faktor tersebut adalah pengaruh
sejarah, maturasi, pengujian, instrumentasi, seleksi, regresi statistik, dan
mortalitas. Tetapi ada kemungkinan untuk mengurangi bias tersebut dengan
meningkatkan kecanggihan desain eksperimen. Meskipun sejumlah desain yang lebih
canggih akan meningkatkan validitas internal dari eksperimen, hal tersebut juga
mahal dan memakan waktu.
Ancaman terhadap validitas
eksternal bisa diatasi dengan menciptakan kondisi eksperimen sekedar mungkin
dengan situasi dimana hasil eksperimen akan di generalisasikan.
Jenis-jenis desain eksperimen dan validitas internal
Desain eksperimen semua
Sejumlah studi memberikan
perlakuan kepada sebuah kelompok eksperimen dan mengukur pengaruhnya. Desain
tersebut adalah yang terlemah dari semua desain, dan hal tersebut tidak
mengukur hubungan sebab-akibat yang sebenarnya. Karena tidak ada perbandingan
antar kelompok, ataupun catatan mengenai status variabel terikat sebelum
perlakuan eksperimen dan bagaimana hal tersebut berubah setelah perlakuan.
Dalam ketiadaan control seperti it, studi tidak memiliki nilai ilmiah dalam
menentukan hubungan sebab-akibat. Desain ini disebut quasi-experimental design.
Prates dan pascates desain
kelompok eksperimen
Pada suatu kelompok eksperimen
(tanpa kelompok kontrol), kita bisa melakukan prates , memberikan perlakuan,
dan kemudian mengadakan pascates untuk mengukur pengaruh perlakuan. Tetapi,
pengaruh pengujian dan instrumentasi dapat mencemari validitas internal. Jika
dilakuakan selama satau periode waktu, pengaruh sejarah dan maturasi juga
mungkin mengacaukan hasil.
Kelompok eksperimen dan control
hanya dengan pascates
Sejumlah desain eksperimen
direncanakan dengan kelompok eksperimen dan control, yang pertama diberi
perlakuan, dan yang terakhir tidak. Pengaruh perlakuan dipelajari dengan
menilai perbedaan hasil. Perhatian harus diberikan untuk memastikan kelompok
mengalami pemadanan untuk semua kemungkinan faktor pengganggu yang mencemari.
Sebaliknya, pengaruh perlakuan yang sebenarnya tidak dapat ditentukan hanya
dengan melihat perbedaan skor pascates kedua kelompok. Randomisasi akan
mengatasi masalah tersebut. Ada ancaman terhadap validitas dalam desain ini,
jika kedua kelompok tidak cocok atau tidak ditempatkan secara acak, bias
seleksi dapat mencemari hasil. Mortalitas juga bisa mengacaukan hasil, dan
dengan demikian merupakan ancaman terhadap validitas internal.
Desain eksperimen murni
Desain eksperimen, yang meliputi
perlakuan, kelompok control, dan merekam informasi sebelum dan sesudah kelompok
eksperimen diberi perlakuan, disebut sebagai desain eksperimen ex post facto.
Pra dan pascates desain kelompok
eksperimen dan kontrol
Kedua kelompok eksperimen dan
kontrol sama-sama mengalami pra dan pascates. Perbedaan antara keduanya adalah
yang satu diberi perlakuan dan yang satu tidak. Mengukur perbedaan antara skor
pra dan pascates kedua kelompok akan menunjukkan pengaruh netto dari perlakuan.
Berdasakran fakta bahwa apapun yang terjadi dengan kelompok eksperimen
(misalnya, maturasi, sejarah, pengujian, dan instrumentasi) juga terjadi pada
kelompok kontrol, dan dalam mengukur pengaruh netto kita telah mengontrol
faktor yang mencemari. Melalui proses randomisasi, kita pun mengontrol pengaruh
bias seleksi dan regresi statistik. Namun mortalitas bisa menjadi masalah dalam
desain ini.
Desain empat kelompok salomon
Untuk memperoleh validitas
internal yang lebih tinggi dalam desain eksperimen, disarankan untuk
merencanakan dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol untuk eksperimen.
Satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol bisa diberi prates dan
pascates, dan sisanya diberi pasca tes saja. Dalam hal ini, pengaruh perlakuan
bisa ditentukan dengan beberapa cara berbeda. Pada tingkat dimana kita
memperoleh hasil yang berbeda, kita dapat menghubungkan pengaruh dengan
perlakuan. Hal tersebut meningkatkan validitas internal hasil desain
eksperimen. Mungkin merupakan yang paling komprehensif dan desain dengan paling
sedikit memiliki masalah validitas internal.
Studi buta berganda
Jika ketelitian dan keketatan
ekstrim diperlukan dalam desain eksperimen, studi bias dilakukan untuk
menghindari bias yang mungkin timbul. Disini peneliti dan subjek tidak
mengetahui yang sebenarnya. Karena tidak ada gangguan perlakuan dalam hal
apapun, studi eksperimen ini merupakan yang paling tidak bias.
Desain ex post facto
Hubungan sebab-akibat terkadang
dibuktikan melalui apa yang disebut desain ex post facto. Di sini, tidak ada
manipulasi variabel bebas dalam situasi lab atau lapangan, namun subjek yang
telah diberi stimulus dan mereka yang tidak diberi, dipelajari.
Simulasi
Alternative eksperimen lab dan
lapangan yang saat ini dipergunakan dalam penelitian bisnis adalah simulasi.
Simulasi yang menggunakan teknik membangun model untuk menentukan pengaruh
perubahan, dan simulasi berbasis computer menjadi popular dalam penelitian
bisnis. Simulasi dapat dianggap sebagai eksperimen yang dilakukan dalam situasi
yang diciptakan secara khusus yang sangat dekat mewakili lingkungan alami di
mana kegiatan biasanya berlangsung. Dalam pengertian tersebut, simulasi berada
diantara eksperimen lab dan lapangan, sejauh lingkungan diciptakan secara
artificial tetapi tidak jauh berbeda dari realitas.
Hubungan kausal bisa diuji karena
manipulasi dan control adalah mungkin dalam simulasi. Dua jenis simulasi dapat
dilakukan: yang satu dimana sifat dan waktu peristiwa simulasi sepenuhnya
ditentukan oleh peneliti (disebut simulasi eksperimen), dan lainnya (disebut
simulasi bebas) dimana rangkaian aktivitas setidaknya setengah diatur oleh
reaksi peserta pada beragam stimulus data mereka berinteraksi satu sama lain.
Hubungan sebab-akibat paling baik
dibuktikan dalam simulasi eksperimen dimana peneliti memegang kontrol lebih
besar. Tetapi dalam simulasi yang berlangsung bisa terjadi tingkat pengurangan
anggota yang tinggi. Kedua simulasi sama-sama mahal, karena menciptakan kondisi
dunia nyata dalam sebuah situasi buatan dan mengumpulkan data selama periode
waktu yang panjang melibatkan penggunaan banyak jenis sumber daya. Adalah mungkin
untuk mengubah-ubah beberapa variabel satu demi satu atau secara serempak dalam
model tersebut. Prototype mesin dan instrument merupakan hasil model simulasi.
Simulasi juga banyak digunakan oleh banyak perusahaan untuk menguji keandalan,
risiko, alat pembuat keputusan dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar