SKALA PERINGKAT
Berikut skala peringkat yang sering
dipakai dalam penelitian organisasi:
Skala Dikotomi
Skala dikotomi digunakan untuk
memperoleh jawaban Ya atau Tidak.
Skala Kategori
Skala kategori menggunakan banyak item untuk mendapatkan respons tunggal.
Skala Likert
Skala likert didesain untuk menelaah
seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5
titik.
Skala Diferensial Semantik
Beberapa atribut berkutub dua
diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden diminta untuk menunjukan sikap
mereka pada hal yang biasa disebut sebagai jarak semantik terhadap individu,
objek, atau kejadian tertentu pada masing-masing atribut. Kata sifat berkutub
dua yang digunakan misalnya akan berupa istilah tertentu, seperti baik-buruk;
kuat-lemah; panas-dingin. Skala
diferensial semantik dipakai untuk menilai sikap responden terhadap merek,
iklan, objek atau orang tertentu.
Skala Numerikal
Skala numerikal mirip dengan skala
difensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7
titik disediakan, dengan kata lain sifat berkutub dua pada ujung keduanya.
Skala Peringkat Terperinci
Pada skala peringkat terperinci skala
5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar, sesuai keperluan,
disediakan untuk tiap item dan responden
menyatakan nomor yang tepat di sebelah masing-masing item, atau melingkari
nomor yang relevan untuk tiap item.
Skala Jumlah Konstan atau Tetap
Disini responden diminta untuk
mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai item. Skala jumlah
konstan atau tetap lebih bersifat skala ordinal.
Skala Stapel
Skala stapel secara simultan mengukur
arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari. Skala ini memberikan
ide mengenai seberapa dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus. Karena
skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval.
Skala Peringkat Grafik
Gambaran grafis membantu responden
untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik jawaban mereka untuk pertanyaan
tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada garis. Terlihat seperti skala interval. Deskripsi singkat mengenai titik skala
berguna sebagai pedoman dalam menempatkan peringkat daripada mewakili kategori
diskrit.
Skala Konsensus
Skala juga dibuat berdasarkan
konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu, mengukur konsep yang
menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau
relevansinya dengan konsep. Skala konsensus tersebut dibuat setelah item
terpilih diperiksa dan diuji validitas dan keandalannya. Satu contoh skala
konsensus konsensus adalah Thurstone Equal Apprearing Interval Scale, di mana
sebuah konsep diukur dengan suatu proses rumit yang melibatkan sebuah panel
juri. Skala ini jarang dipakai untuk mengkur konsep organisasional karena banyaknya
waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya.
Skala Lainnya
Ada juga beberapa metode penskalaan
yang sudah sangat maju atau rumit seperti penskalaan multidimensional, di mana
objek, orang, tau kedua-duanya diskalakan secara visual dan dilakukan analisis
gabungan. Hal tersebut memberikan gambaran visual
mengenai hubungan yang ada diantara dimensi sebuah konsep.
Biasanya skala linkert atau suatu
bentuk skala numerikal paling sering digunakan untuk mengukur sikap dan
perilaku dalam penelitian organisasional.
SKALA
RANKING
Skala ranking digunakan untuk
mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item. Tetapi, ranking
semacam itu mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban yang
dicari. Berikut metode alternatif yang dapat dipakai:
Perbandingan Berpasangan
Skala perbandingan berpasanagan
digunakan ketika di antara sujumlah kecil objek, responden diminta untuk
memilih antara dua objek pada suatu waktu. Perbandingan berpasangan merupakan
metode yang baik jika jumlah stimulus yang diberikan sedikit.
Pilihan yang Diharuskan
Pilihan yang diharuskan memungkinkan
responden meranking objek secara relatif satu sama lain, si antara alternatif
yang disediakan. Hal ini mempermudah responden, khususnya jika jumlah pilihan
yang harus diranking terbatas jumlahnya.
Skala Komparatif
Skala komparatif memberikan standar
atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian, atau situasi
saat ini yang diteliti.
Singkatnya, skala nominal berkaitan
dengan skala dikotomi atau kategori; data ordinal dengan semua skala ranking;
dan data interval atau mirip interval berkaitan dengan skala peringkat lainnya.
Skala diferensial semantik dan numerikal sebenarnya bukan skala interval,
meskipun keduanya sering diperlakukan sebagai skala interval dalam analisis
data.
Skala peringkat dipakai untuk mengukur
kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku. Skala ranking digunakan
untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah diungkap pada
skala nominal.
KETEPATAN
PENGUKURAN
Untuk menelaah bagaimana dapat
memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara logis. Hal pertama yang
dilakukan adalah menganalisis item terhadap
respons atas pertanyaan yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan
validitas ukuran dilakukan.
Analisis Item
Analisis item dilakukan untuk melihat pakah item dalam instrumen memang sudah seharusnya berada dalam instrumen
atau tidak. Tiap item diuji kemampuannyauntuk membedakan antara subjek yang total
skornya tinggi, dan yang rendah. Dalam analisis item, mean antara
kelompok skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan
signifikan melalui nilai-t.
KEANDALAN
Keandalan suatu pengukuran menunjukkan
sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan karena itu menjamin pengukuran
yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen.
Stabilitas Pengukuran
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap
sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi pengujian yang tidak dapat
dikontrol atau keadaan responden itu sendiri merupakan indikasi dari stabilitas
dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Dua uji stabilitas
adalah keandalan tes ulang dan keandalan untuk paralel.
Keandalan Tes Ulang
Koefisisen keandalan yang diperoleh
dengan pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan kedua disebut keandalan tes
ulang. Yaitu, jika sebuah kuesioner yang mengandung sejumlah item yang
diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat
ini, dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu hingga 6 bulan
mendatang, maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang berbeda
dari sekumpulan responden yang sama disebut koefisien tes ulang. Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin
baik keandalan tes ulang dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu.
Keandalan Bentuk Paralel
Bila respons terhadap dua tes serupa
yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi, kita memperoleh
keandalan bentuk paralel. Kedua tes
memiliki item yang setara dan format
respons yang sama, yang berubeh hanya susunan dan urutan pertanyaan. Bila kedua
tes yang sebanding menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi, kita bisa cukup
yakin bahwa ukuran tersebut secara logis dan dipercaya, dengan varians
kesalahan minimal yang disebabkan oleh susunan kata, urutan, atau faktor lain.
Konsistensi Internal Ukuran
Konsistensi internal ukuran merupakan
indikasi homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap ide. Konsistensi dapat
diuji melalui keandalan antar item
dan uji keandalan belah dua. Keandalan konsistensi antar item merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas semua
item yang diukur. Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian
instrumen.
VALIDITAS
Ada beberapa jenis uji validitas yang
digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis menggunakan istilah yang
berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas dibagi dalam tiga kelompok, yaitu
validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konsep.
Validitas Isi
Validitas isi memastikan bahwa
pengukuran memasukkan sekumpulan item yamg memadai dan mewakili yang mengungkap
konsep.
Validitas Berdasar Kriteria
Validitas berdasar kriteria terpenuhi
jika pengukuran membedakan individu menurut suatu kriteria yang diharapkan
diprediksi.
Validitas Konsep
Validiatas konsep menunjukkan seberapa
baik hasil yang diperoleh dari penggunaan cocok dengan teori yang mendasari
desain tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen dan validitas
diskriminan. Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua
instrumen berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi.
Validitas diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel
diprediksi tidak berkorelasi, dan skor yang diperoleh dengan mengukurnya
benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar