Kebutuhan akan Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah model
konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa foktor yang dianggap penting untuk masalah.
Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya
dalam bidang masalah. Menghbungkan keyakinan logis seseorang dengan penelitian
yang dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan situasi, adalah
sangat penting dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian.
Singkatnya, kerangka teoritis membahas saling ketergantungan antar variabel
yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti.
Penyusunan kerangkakonseptual tersebut membantu kita untuk mengendalikan atau
menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu dan dengan demikian meningkatkan
pemahaman kita mengenai dinamika situasi.
Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat
membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai
waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek
atau orang yang berbeda.
Jenis variabel
Empat jenis variabel utama:
1. Variabel
terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteria – criterion
variable)
Menjadi
perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel
terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya.
2. Variabel
bebas (independent variable, disebut juga variabel prediktor – predictor
variable)
Variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative.
3. Variabel
moderator (moderating variable)
Variabel yang
mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan
variabel terikat dan variabel bebas.
4. Variabel
antara (intervening variable)
Variabel yang
mengemuka antara waktu variabel bebas muali bekerja memengaruhi variabel
terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat.
Kerangka teoritis
Kerangka toritis adalah jaringan
asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antar variabel
yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses
seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur. Pengalaman dan intuisi uga
berperan dalam menyusun kerangka teoritis.
Komponen kerangka teoritis
Hal mendasar yang harus
diperhatikan dalam kerangka teoritis:
1. Variabel
yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan.
2. Pembahasan
harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain. Hal
ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara
variabel.
3. Bila
sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian
sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah
hubungan akan positif atau negative.
4. Harus
ada penjelasan yang gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya.
5. Suatu
diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat
dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
Penyusunan hipotesis
Setelah kita mengidentifikasi
variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel
melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis, kita berada dalam posisi untuk
menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.
Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistic yang
tepat, atau melalui analisis kasus negative dalam penelitian kuantitatif, kita
akan memperoleh informasi terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis
diantara variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasil pengujian tersebut
member kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalam situasi yang
dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji
semacam itu disebut penyusunan hipotesis.
Definisi hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan
sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih
variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan
tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam
kerangka teoritis yang dirumuskan untuk
studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan,
diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Pernyataan hipotesis: format
Pernyataan jika-maka (if-then
statement)
Hipotesis adalah pernyataan yang
dapat diuji mengenai hubungan atarvariabel. Hipotesis juga dapatmenguji apakah
terdapat perbedaan antara dua kelompok yang terkait dengan variabel. Untuk
menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau
tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan
jika-maka (if-then statement).
Hipotesis direksional dan
nondireksional
Jika dalam menyatakan hubungan
antar dua variabel atau membandingkan dua kelompok, istilah-istilah seperti
positif, negative, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya digunakan, maka
hipotesis tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan antar
variabel (positif/negative) ditunjukkan.
Hipotesis nondireksional
(nondirectional) adalah hipotesis yang mengendaliakan hubungan atau perbedaan,
tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan
tersebut.
Hipotesis nol dan alternatif
Hipotesis nol (hipotesis nihil
atau null hypotheses) adalah proporsi yang menyatakan hubungan yang definitive
dan tepat diantara dua variabel. Hipotesis alternative, yang merupakan
kebalikan dari hipotesis nol, adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan
atar dua variabel atau menunjukkan perbedaan antar kelompok.
Langkah-langkah yang harus
diikuti dalam pengujian hipotesis:
1. Menyatakan
hipotesis nol dan alternative
2. Memilih
uji statistic yang tepat berdasarkan apakah datayang dikumpulkan adalah
parametric atau nonparametric
3. Menentukan
tingkat signifikansi yang diinginkan
4. Memastikan
jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
terpenuhi.
5. Jika
nilai hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan
alternatif diterima dan sebaliknya.
Pengujian hipotesis dengan
penelitian kuantitatif: analisis kasus negatif
Hipotesis juga dapat diuji dengan
data kualitatif. Untuk menguji hipotesis bahwa beberapa faktor merupakan sebab
utama yang mempengaruhi prilaku dan lain-lain,peneliti akan mencari data yang
menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu kasus tunggal tidak mendukung
hipotesis, teori tersebut harus direvisi. Penemuan baru melalui penolakan atas
hipotesis semula, disebut metode kasus negative, memungkinkan peneliti unutk
merevisi teori dan hipotesis hingga waktu teori tersebut menjadi kukuh.
Keuntungan manajerial
Cukup mudah untuk mengikuti gerak
maju penelitian dari tahap pertama ketika manajer merasakan masalah,
kepengumpulan data awal, kepenyususnan kerangka teoritis berdasarkan survey
literature dan dipandu oleh pengalaman dan intuisi, serta ke perumusan
hipotesis untuk diuji.
Jelas bahwa setelah masalah
diidentifikasi, pengertian yang baik mengenai keempat jenis variabel yang
berbeda memperluas pemahaman manajer. Misalnya dlam hal bagaimana berbagai faktor
bergesekan dengan keadaan organisasi. Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk
tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer
untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh
konsultan. Demikian pula pengetahuan mengenai arti signifikansi, dan mengapa
sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk
bertahan dalam, atau berhenti dari dugaannya yang, walaupun masuk akal, tidak
terbukti. Jika pengetahuan tersebut tidak dimiliki, banyak temuan penelitian
tidak akan terlalu berguna bagi manajer dan pengambilan keputusan akan
memunculkan kebingungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar