Desain penelitian
Isu-isu yang berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan studi,
letaknya, jenis yang sesuai untuk penelitian, tingkat manipulasi dan control
peneliti, aspek temporal, dan level analisis data adalah integral dari desain
penelitian. Tingkat keketatan ilmiah dalam sebuah studi penelitian bergantung
pada bagaimana ketelitian manajer / peneliti memilih alternative desain yang
tepet, mempertimbangkan tujuan khususnya. Perhatian yang memadai harus
diberikan pada desain sampel, pengukuran, pengumpulan data dan seterusnya.
Perlu diingat bahwa semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar
waktu, biaya dan sumberdaya lain yang akan dihabiskan untuknya. Karena itu
adalah relevan untuk bertanya kepada diri sendiri pada setiap poin pilihan
apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih untuk memastikan
akurasi, keyakinan, generalisasi, dan seterusnya, sepadan dengan investasi
sumberdaya yang lebih besar.
Tujuan studi : eksploratif, deskriptif, pengujian hipotesis, analisis
studi kasus
Studi kasus merupakan
penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip,
yang juga merupakan metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang
diminati dan menghasilkan pengetahuan lebih lanjut dalam bidang tersebut. Sifat
studi - entah eksploratif, deskriptif, atau pengujian hipotesis – bergantung
pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai topik yang diteliti.
Studi eksploratif
Dilakukan jika tidak banyak yang
diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang
tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan
di masa lalu. Studi eksploratif
dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat masalah karena mungkin baru
sedikit studi yang telah dilakukan dalam bidang tersebut. Wawancara ekstensif
dengan banyak orang mungkin harus dilakukan untuk menangani situasi dan
memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketatpun dapat dilaksanakan. Studi
eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai fenomena
perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan
pengujian hipotesis.
Studi deskriptif
Dilakukan untuk mengetahui dan
menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi. Tujuan diskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah
riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena
perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, atau lainnya. Studi deskriptif
yang menampilakan data dalam bentuk yang bermakna, dengan demikian membantu
untuk, (1) memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu, (2)
memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu,
(3) memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut, dan /
atau (4) membuat keputusan tertentu yang sederhana.
Pengujian hipotesis
Studi yang termasuk dalam
pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau
menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau
lebih faktor dalam suatu situasi.
Analisis studi kasus
Meliputi analisis kontekstual dan
mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi
lain. Studi kasus sebagai sebuah teknik pemecahan masalah, tidak sering
dilakukan dalam organisasi karena penemuan jenis masalah yang sama dalam
konteks perbandingan dengan yang lain adalah sulit, mengingat keengganan
perusahaan untuk menyingkapkan permaslahan mereka. Tetapi, studi kasus yang
bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini
berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu, ini berguna dalam
memahami fenomena tertentu dan menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian
empiris.
Tinjauan tujuan studi
Tidak sulit untuk melihat bahwa
dalam studi eksploratif, peneliti pada dasarnya berminat unutk menyelidiki
faktor-faktor situasional untuk memperoleh pengertian mengenai karakteristik
fenomena yang diteliti. Demikian pula, studi awal pada sekala kecil, dengan
mewawancarai orang-orang atau mendapatkan informasi dari jumlah kejadian yang
terbatas, adalah tidak umum dalam penelitian eksploratif.
Studi deskriptif tidak dilakukan
jika karakteristik atau fenomena yang tampak dalam sebuah situasi diketahui
eksis, dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara lebih baik dengan
memberikan riwayat mengenai faktor terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baikj mengenai hubungan
yang eksis antarvariabel. Hal tersebut juga dapat menentukan hubungan
sebab-akibat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan data kualitatif dan
kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang –kadang
digunakan sebagai alat dalam pengambulan keputusan manajerial.
Keketatan metodologi meningkat
saat kita bergerak secara progresif dari studi eksploratif ke studi pengujian
hipotesis, dan dengan itu, biaya penelitian juga meningkat.
Jenis investigasi: kausal vs korelasional
Manajer harus menentukan apakah
yang diperlukan adalah studi kasual atau korelasional. Yang pertama dilakukan
adalah menentukan hubungan sebab-akibat yang definitif. Tetapi, jika yang
diinginkan manajer adalah sekedar identifikasi faktor-faktor penting yang
berkaitan dengan masalah, maka studi korelasional dipilih. Maksud mengadakan
studi kausal adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel x menyebabkan variabel
y. jadi, jika variabel x dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu, masalah y
terpecahkan. Berdasarkan fakta sangat sering terdapat faktor yang mempengaruhi
satu sama lain dan masalah dalam cara yang berurutan, peneliti mungkin diminta
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah, dan
bukannya menentukan hubungan sebab-akubat.
Studi dimana peneliti ingin
menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah disebut studi kausal (casual
study). Jika peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang berkaitan
dnegan masalah, studi tersebut disebut studi korelasional (correlational
study). Terkadang diperlukan upaya untuk menentukan hubungan sebab-akibat
melalui jenis analisis korelasional atau regresi tertentu. Entah sebuah studi
adalah kasual atau korelasional, seseorang dengan demikian bergantung pada
jenis pertanyaan penelitian yang diajukan dan bagaimana masalah didefinisikan.
Tingkat intervensi peneliti terhadap studi
Tingkat intervensi peneliti
terhadap arus kerja normal di tempat kerja mempunyai keterkaitan langsung
dengan apakah studi yang dilakukan adalah kasual atau korelasional. Studi
korelasional dilakukan dalam lingkup alami organisasi dengan intervensi minimum
oleh peneliti dan arus kerja yang normal. Dalam studi yang dilakukan untuk
memanipulasi variabel tertentu untuk mempelajari akibat manipulasi tersebut
pada variabel terkait yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti dengan sengaja
mengubah variabel tertentu dalam konteks dan mengintervensi peristiwa sejauh
peristiwa itu terjadi secara normal dalam organisasi. Dalam hal lain, peneliti
mungkin ingin menciptakan situasi buatan yang sama sekali baru, dimana hubungan
sebab-akibat dapat dipelajari dengan memanipulasi variabel tertentu dan dengan
ketat mengendalikan variabel lainnya. Dengan demikian terdapat bermacam-macam
(minimal, sedang, dan berlebih) intervensi peneliti dalam memanipulasi dan
control variabel dalam studi penelitian, entah dalam situasi alami atau dalam
situasi lab artificial.
Situasi studi: diatur dan tidak diatur
Studi korelasional selalu
dilakukan dalam situasi tidak diatur, sedangkan kebanyakan studi kausal yang
ketat dilaksanakan dalam situasi lab yang diatur.
Studi korelasional yang dilakukan
dalam organisasi disebut studi lapangan (field study). Studi yang dilakukan
untuk menentukan hubungan sebab-akibat menggunakan lingkungan alami yang sama,
dimana karyawan berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan (field
experiment).
Eksperimen yang dilakukan untuk
menentukan hubungan sebab-akibat yang melampaui kemungkinan dari setidaknya
keraguan memerlukan pembuatan sebuah lingkungan yang artificial dan teratur,
dimana semua faktor asing dikontrol dengan ketat. Subjek yang sama dipilih
secara seksama untuk merespon stimuli tertentu yang dimanipulasi. Studi
tersebut dianggap sebagai eksperimen lab (lab experiment).
Unit analisis: individu, pasangan (DYADS), kelompok, organisasi,
kebudayaan
Unit analisis merujuk pada
tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya.
Data yang dikumpulkan dari setiap
individu unit analisis adalah individual. Jika peneliti berminat mempelajari
interaksi dua orang, dikenal sebagai padangan (dyads) akan menjadi unit
analisis. Tetapi, jika pernyataan masalah berkaita dengan efektivitas kelompok,
maka unit analisis adalah pada tingkat kelompok, dan selanjutnya unit analisis
pada tingkatan lainnya. Karakteristik dari tingkat analisis adalah bahwa
tingkat yang lebih rendah termasuk dalam tingkatan yang lebih tinggi. Sifat
informasi yang dikumpulkan, serta tingkat dimana data dijumlahkan untuk
analisis, adalah integral dengan keputusan yang dibuat dalam memilih unit
analisis. Adalah peru untuk memutuskan tentang unit analisis, bahkan saat kita
merumuskan pertanyaan penelitian karena metode pengumpulan data, ukuran sampel,
dan bahkan variabel yang termasuk dalam kerangka mungkin terkadang ditentukan
atau dibimbing oleh tingkat dimana data dijumlahkan untuk analisis.
Horizon waktu: studi cross-sectional vs longitudinal
Studi cross-section
Sebuah studi dapat dilakukan
dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian ,
mingguan , atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.pengumpulan
data pada satu batas waktu sudah memadai.
Studi longitudinal
Dalam sejumlah kasus, peneliti mungkin ingin
mempelajari fenomena pada lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Data dikumpulkan pada dua batas waktu yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar